Apa itu Scalping Saham? Tips dan Risikonya

Untuk menjadi seorang investor atau trader saham yang sukses, Anda harus tahu dan berani mencoba berbagai strategi jual dan beli yang ada dalam transaksi surat berharga ini. Salah satu strategi yang banyak digunakan dalam transaksi ini adalah scalping

Scalping termasuk salah satu strategi trading dengan tingkat risiko tinggi. Nah, supaya Anda bisa memetakan risiko tersebut, sebaiknya Anda mengetahui apa itu scalping, cara scalping saham dan tips-tipsnya berikut ini.

Pengertian Scalping Saham

Scalping adalah tindakan membeli dan menjual saham yang sama hanya dalam hitungan jam atau menit. Orang yang menggunakan strategi trading saham ini disebut dengan scalper

Umumnya para scalper mengincar keuntungan trading dari perubahan harga sekecil apapun. Oleh karena itu untuk memaksimalkan keuntungan, scalper biasanya membeli dan menjual suatu saham dengan jumlah yang banyak sekaligus. 

Selain itu, seorang scalper juga dituntut untuk memiliki exit strategi yang ketat. Sebab, kalau strategi exit (jual) yang dia buat meleset sedikit saja, bisa jadi keuntungan trading yang diharapkan akan menguap. 

Contohnya, seorang scalper membeli saham A pada jam 2.00 siang dengan harga 500 per lembar. Scalper tersebut berencana untuk menjual saham A pada jam 2.05 ketika harga saham tersebut naik ke 510 per lembar. 

Supaya mendapatkan keuntungan yang banyak, scalper tersebut membeli saham A sebanyak 100.000 lembar (1.000 lot). Ini artinya dia mengeluarkan uang sebesar 50 juta rupiah sebagai modal investasi dan mengharapkan untung sebanyak 1.000.000 rupiah hanya dalam waktu 5 menit saja. 

Kalau strategi exit yang dia terapkan berhasil, maka scalper tersebut akan mendapatkan untung sebanyak 1.000.000. Tapi kalau ternyata strateginya meleset dan harga saham A malah turun ke 480 per lembar, maka dia akan rugi 2.000.000 karena uang yang balik hanya 48.000.000 (480 kali 100.000). 

Teknik Scalping Saham

Oleh karena jangka waktu kepemilikan saham yang sangat pendek, umumnya analisis yang digunakan dalam scalping saham adalah analisis teknikal atau analisis pergerakan kurva harga saham.

Berikut ini beberapa indikator analisis teknikal yang seringkali dipakai dalam strategi scalping baik untuk menentukan saham mana yang akan dibeli atau menentukan kapan waktu jual dan kapan waktu beli. 

Moving Average

Moving average adalah indikator teknis yang dihasilkan dari pembagian total harga penutupan suatu aset tertentu dengan periode pengambilan datanya. Misal moving average 5, maka artinya ada harga penutupan saham selama 5 hari ditambahkan lalu dibagi 5. 

Moving average terbagi menjadi beberapa jenis. Namun untuk scalping biasanya moving average yang digunakan adalah simple moving average (SMA) atau moving average yang sederhana saja. 

Untuk melakukan scalping dengan memakai indikator ini, Anda bisa memasang garis SMA tiga periode yaitu 5 harian, 8 harian dan 13 harian pada kurva harga saham yang Anda inginkan. Garis-garis tersebut akan muncul dengan warna yang berbeda sehingga Anda tidak perlu bingung mendefinisikannya. 

Jadi, ketika tiga garis SMA 5 8 13 sejajar menuju titik poin tertentu itu artinya Anda mendapatkan sinyal entah itu sinyal jual atau beli. Kalau garis SMA 5 8 13 sama-sama naik, maka itu artinya sinyal beli. Kalau ketiganya sama-sama turun, maka itu sinyal beli. 

Baca Juga: Panduan Cara Membaca Candlestick Yang Paling Efektif Bagi Pemula

Bollinger Bands

Supaya scalping yang Anda lakukan lebih akurat dan menguntungkan, Anda bisa menambahkan indikator bollinger bands pada kurva harga yang telah ditambah dengan  kurva moving average. 

Bollinger bands adalah kurva yang terbentuk dari standar deviasi antar nilai moving average grafik harga tersebut. Jadi, kalau Anda menambahkan indikator ini ke gambar yang menunjukkan hasil indikator scalping yang pertama di atas, Anda akan mendapati 5 garis. Dua garis paling atas dan paling bawah adalah garis Bollinger Bands atas dan Bollinger Bands bawah sementara tiga garis yang ditengah adalah garis SMA 5 8 13. 

Penambahan Bollinger Bands ini bermanfaat untuk:

  • Menentukan apakah saham overbought atau oversold.
  • Memperkirakan apakah trend akan segera berakhir.
  • Memperkirakan apakah volatilitas harga akan segera berhenti.
  • Memperkirakan apakah trend harga akan berbalik atau tetap lurus-lurus saja. 

Stochastic Oscillator

Stochastic oscillator adalah grafik yang menunjukkan perbandingan harga penutupan suatu aset dengan harga aset tersebut dalam rentang waktu tertentu. Grafik ini biasanya ditampilkan sebagai grafik tambahan yang berada di bawah kurva harga. 

Dengan menambahkan grafik oscillator ini ke analisis SMA dan Bollinger bands di atas, akan membantu para scalper untuk mengkonfirmasi hasil analisis. Selain itu, karena tampilannya yang berada di bawah kurva harga, stochastic oscillator ini relatif lebih mudah dibaca. 

Tips Scalping Saham Agar Untung

Cara scalping saham tentu tidak bisa sembarangan mengingat jangka waktunya yang sangat pendek, perlu fokus tinggi serta melibatkan uang yang jumlahnya tidak sedikit. Oleh sebab itu, supaya bisa untung bermain saham dengan cara ini, ikuti tips-tips berikut:

Jangan menggunakan fasilitas leverage atau margin dulu

Untuk para pemula yang ingin menjajaki scalping, sebaiknya menggunakan uang pribadi dalam jumlah kecil dulu dan tidak menggunakan fasilitas leverage atau pinjaman dari pihak broker. Alasannya supaya kalau merugi, pemula tidak perlu membayar pokok dan bunga pinjaman lagi.

Jangan lupa pasang stop loss

Seperti yang tertulis dalam contoh di atas meskipun jarak antara jual dan beli hanya beberapa menit saja, seringkali perubahan harga saham bergerak ke arah yang tidak diduga. Oleh sebab itu, para scalper pemula tidak boleh lupa memasang strategi stop loss yang tepat. Supaya kalau harga turun menyentuh level stop loss tersebut, software bisa secara otomatis menjualnya dan mencegah kerugian lebih lanjut. 

Cari aplikasi trading yang real time

Waktu adalah uang bagi scalper. Alasannya kalau scalper memasukkan offer jual atau beli di waktu yang meleset satu detik atau menit saja bisa jadi dia akan mengalami kerugian. Maka dari itu, penting bagi seorang scalper untuk memilih aplikasi trading dengan data chart yang real time, fitur indikator teknis yang tepat, serta tingkat kecepatan tinggi. 

Baca Juga: 10 Aplikasi Saham Terbaik, Terdaftar OJK (2022)

Kesimpulan

Scalping adalah strategi trading yang mendapatkan keuntungan dari perubahan harga aset sekecil apapun dalam jangka waktu pendek. Oleh sebab itu, trading menggunakan strategi scalping ini membutuhkan konsentrasi tinggi, modal yang cukup serta keahlian yang memadai.

Tinggalkan komentar