Saham pada sektor kesehatan dinilai sebagai pilihan investasi safe haven. Karena, terlepas dari inflasi sekalipun, orang-orang masih memerlukan obat-obatan serta fasilitas kesehatan dari emiten di industri ini.
Saham sektor kesehatan terbagi menjadi sejumlah kategori. Beberapa di antaranya adalah saham farmasi, bioteknologi, peralatan kesehatan, asuransi, dan fasilitas kesehatan. Di Indonesia sendiri, saham farmasi menjadi yang paling dominan di antara saham sektor kesehatan lainnya.
Sebut saja Kalbe Farma, saham farmasi yang menguasai kapitalisasi pasar terbesar di sektor ini. Atau Kimia Farma dan Indofarma, selaku dua emiten BUMN asuhan Bio Farma. Lalu apa saja daftar saham farmasi terbaik di Indonesia?
Daftar Saham Farmasi Terbaik di Indonesia 2022
Berikut adalah jajaran saham farmasi terbaik yang terdaftar di BEI disertai kinerja keuangan dan valuasi sahamnya:
Perusahaan | Kode Saham | Pendapatan 2021 | Laba 2021 |
PT Kalbe Farma Tbk | KLBF | Rp26,26 T | Rp3,18 T |
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk | SIDO | Rp4,02 T | Rp1.26 T |
PT Kimia Farma (Persero) Tbk | KAEF | Rp12,86 T | Rp302,27 M |
PT Soho Global Health Tbk | SOHO | Rp7,08 T | Rp550,18 M |
PT Tempo Scan Pacific Tbk | TSPC | Rp11,23 T | Rp823,77 M |
PT Indofarma (Persero) Tbk | INAF | Rp2,90 T | -Rp37,58 M |
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk | DVLA | Rp1,90 T | Rp146,73 M |
PT Phapros Tbk | PEHA | Rp1,05 T | Rp11,07 M |
PT Pyridam Farma Tbk | PYFA | Rp630.53 M | Rp5.48 M |
1. Kalbe Farma – KLBF
Harga saham: Rp1.855
Kapitalisasi pasar: Rp85,95 triliun
Price/Earning Ratio (PER): 26,10
Kalbe Farma adalah perusahaan farmasi terbesar di Indonesia, khususnya jika diukur dari total aset dan kapitalisasi pasar. Emiten yang terdaftar di papan utama BEI ini melakukan penawaran saham perdananya pada 30 Juli 1991 di harga Rp7.800 per lembar.
Dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, tren harga saham KLBF menunjukkan fluktuasi positif sebesar 14,15%. Serta menyentuh level 30,63% dalam rentang 1 tahun terakhir.
Pada kuartal II/2022, Kalbe Farma mencatatakan laba bersih di level Rp802 M. Meski menurun dari kuartal sebelumnya, angka ini lebih besar dibandingkan rata-rata laba bersih pada kuartal 2021.
2. Sido Muncul – SIDO
Harga saham: Rp720
Kapitalisasi pasar: Rp21,76 triliun
Price/Earning Ratio (PER): 18,03
Populer akan produk-produk jamunya, Sido Muncul menjadi perusahaan farmasi dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua di Indonesia. Secara umum, emiten ini menunjukkan kinerja pendapatan dan laba bersih yang positif dalam 5 tahun terakhir.
Sido Muncul melakukan IPO pada tanggal 18 Desember 2013 dengan harga penawaran Rp580 per lembar sahamnya. Untuk periode 3 tahun terakhir, saham SIDO menunjukkan penguatan di level 24,35%. Atau meningkat 200% dalam 5 tahun terakhir.
Pada 16 September lalu, Sido Muncul bahkan melemparkan sinyal akan membagikan dividen 90% dari laba di bulan November atau Desember mendatang.
3. Kimia Farma – KAEF
Harga saham: Rp1.315
Kapitalisasi pasar: Rp7,30 triliun
Price/Earning Ratio (PER): 25,12
Kimia Farma merupakan emiten anggota Holding BUMN Farmasi. Bio Farma, selaku perusahaan induk yang membawahi KAEF, adalah perusahaan holding BUMN yang sahamnya dipegang 100% oleh negara. Itulah mengapa kode saham bio farma belum bisa kita temui di BEI.
Kimia Farma sendiri pertama kali terdaftar di BEI pada tanggal 4 Juli 2001, dengan jumlah saham penawaran sebanyak 500 juta lembar di harga Rp200. Berdasarkan total aset, Kimia Farma menduduki posisi kedua sebagai perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Serta peringkat ketiga dari segi kapitalisasi pasar.
Dalam hal kinerja keuangan, emiten ini mencatatkan pendapatan yang terus meningkat dalam 5 tahun terakhir. Laba bersih tahunan 2021 KAEF bahkan melambung 1613% dibanding tahun sebelumnya.
4. Soho Global Health – SOHO
Harga saham: Rp5.775
Kapitalisasi pasar: Rp7,33 triliun
Price/Earning Ratio (PER): 15,91
SOHO melakukan IPO pada tanggal 8 September 2020 silam dengan harga penawaran di level Rp1.820. Saham farmasi dengan kapitalisasi pasar terbesar urutan 4 ini menawarkan spesialisasi produk dan layanan kesehatan herbal.
Dalam 1 tahun terakhir, saham SOHO mengalami penguatan 14,93%, dan tercatat naik di level 154,41% dalam 3 tahun belakangan.
Tak hanya itu, SOHO juga menghasilkan pendapatan dan laba bersih yang konsisten meningkat dalam 5 tahun terakhir. Per 2021, laba bersih Soho bahkan melejit sebesar 219,67% dibandingkan tahun sebelumnya.
5.Tempo Scan – TSPC
Harga saham: Rp1.365
Kapitalisasi pasar: Rp6,16 triliun
Price/Earning Ratio (PER): 7,75
Tempo Scan (TSPC) merupakan perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI sejak tanggal 17 Juni 1994. Beberapa produk obat-obatan dan suplemen dari Tempo Scan adalah Bodrex, NEO rheumacyl, Oskadon, Vidoran Smart, hingga Zevit Grow.
Penawaran perdana TSPC dibuka pada harga Rp8.250 dengan volume penerbitan sebanyak 17,5 juta lembar saham. Dari segi kapitalisasi pasar, TSPC merupakan saham farmasi terbesar kelima di Indonesia.
Perusahaan ini mencatatkan peningkatan laba tahunan sebesar 4,57% pada 2021. Secara kuartal, perusahaan ini juga menunjukkan perolehan pendapatan yang cukup stabil.
6. Indofarma – INAF
Harga saham: Rp990
Kapitalisasi pasar: Rp3,07 triliun
Price/Earning Ratio (PER): -23,73
Sama seperti KAEF, Indofarma adalah anak perusahaan BUMN Bio Farma. Emiten berkode saham INAF ini terdaftar di BEI pada tanggal 17 April 2001, melalui penawaran saham perdana di harga Rp250 per lembar.
Mulai beroperasi secara komersial sejak 1983, Indofarma merupakan salah satu perusahaan farmasi yang tercatat di papan utama bursa efek.
Emiten ini menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang positif dalam 3 tahun terakhir. Per tahun 2021 sendiri, pendapatan Indofarma naik 69,15% dibandingkan tahun sebelumnya.
7. Darya-Varia Laboratoria – DVLA
Harga saham: Rp2.530
Kapitalisasi pasar: Rp2,83 triliun
Price/Earning Ratio (PER): 15,51
Perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI sejak 11 November 1994 ini membuka harga penawarannya di level Rp6.200. Meski tak meningkat tajam, emiten ini menghasilkan pendapatan tahunan yang cukup stabil.
Pada periode 2021, Darya-Varia memperoleh kenaikan pendapatan sebesar 3.89% dibandingkan periode sebelumnya. Jika mampu mempertahankan kinerjanya, laba bersih DVLA diperkirakan berpotensi menyentuh level Rp339 miliar untuk periode 2022.
Dari segi performa harga, saham DVLA menunjukkan penguatan 1,61% dalam 3 bulan terakhir, serta menyentuh kenaikan 15% dalam 3 tahun terakhir.
8. Phapros – PEHA
Harga saham: Rp900
Kapitalisasi pasar: Rp756,00 miliar
Price/Earning Ratio (PER): 64,14
Phapros adalah anak perusahaan Kimia Farma yang terdaftar di BEI pada 26 Desember 2018, dengan harga penawaran Rp1.198. Karena belum sebesar Kimia Farma, saham PEHA tercatat dalam kategori Papan Pengembangan.
Laba bersih PEHA di kuartal II/2022 menunjukkan kenaikan sebesar 69,52% dibandingkan kuartal sebelumnya. Dalam 1 bulan terakhir, saham farmasi ini menunjukkan performa harga yang positif sebesar 1,12%.
Ditinjau dari kinerja keuangannya, Phapros diproyeksikan dapat meraup laba bersih sebesar Rp22 miliar sepanjang 2022, atau 200% lebih besar dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya.
10. Pyridam Farma – PYFA
Harga saham: Rp890
Kapitalisasi pasar: Rp476,22 miliar
Price/Earning Ratio (PER): 150,47
Go public pada 16 Oktober 2001, saham yang tercatat di Papan Pengembangan ini menetapkan harga penawaran sebesar Rp105 per lembarnya. Salah satu brand terkenal yang dikeluarkan oleh Pyridam Farma adalah M-150.
Kinerja harga saham PYFA menunjukkan penguatan sebesar 373,40% dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Ditunjang dengan persentase pertumbuhan pendapatan 2021 yang naik 127,30% dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk periode pelaporan tahun 2022, laba bersih PYFA berpeluang mencapai Rp10 miliar atau dua kali lipat dibandingkan dengan laba bersih tahun 2021.
Baca Juga: 5 Broker Saham Terbaik di Indonesia Yang Aman dan Terpercaya
Daftar Saham Farmasi Global Terbaik 2022
Di samping saham farmasi dalam negeri, Anda juga bisa mempertimbangkan investasi pada saham farmasi global.
Dengan geliat pasar yang luas, saham farmasi jenis ini menawarkan volatilitas yang lebih agresif. Tentunya dengan profit dan risiko yang lebih besar.
Sebagai referensi, di bawah ini adalah daftar saham farmasi global terbaik 2022 (angka dalam USD):
Perusahaan Farmasi | Kode Saham | Negara | Pendapatan 2021 | Laba 2021 | Kapitalisasi Pasar |
Johnson & Johnson | JNJ | AS | $93.78 M | $20.88 M | $429.29 M |
Eli Lilly And Co | LLY | AS | $28.32 M | $5.58 M | $281.71 M |
AbbVie Inc. | ABBV | AS | $56.20 M | $11.54 M | $248.08 M |
Pfizer Inc. | PFE | AS | $81.29 M | $21.98 M | $246.49 M |
AstraZeneca PLC | AZN | Inggris | $37.42 M | $112 Juta | $174.20 M |
Bristol-Myers Squibb Co | BMY | AS | $46.39 M | $6.99 M | $148.31 M |
Amgen Inc. | AMGN | AS | $25.98 M | $5.89 M | $120.07 M |
Gilead Sciences Inc. | GILD | AS | $27.31 M | $6.23 M | $79.59 M |
Regeneron Pharmaceuticals Inc. | REGN | AS | $$16.07 M | $8.08 M | $74.63 M |
Moderna, Inc. | MRNA | AS | $18.47 M | $12.20 M | $49.20 M |
BioNTech | BNTX | Jerman | $18.98 M | $10.29 M | $31.12 M |
Baca Juga: Cara Beli Saham Luar Negeri Raih Profit!Wajib Dibaca!
Apa Itu Saham Biotech?
Meski sama-sama menghasilkan produk medis, bioteknologi (biotech) dan farmasi merupakan lini industri kesehatan yang berbeda. Dari segi operasional, perusahaan biotech memiliki cakupan produk yang lebih luas dibandingkan perusahaan farmasi.
Dalam sektor kesehatan, saham biotech adalah saham milik emiten yang kegiatan operasionalnya adalah menghasilkan produk/fasilitas kesehatan dengan memanfaatkan ekstraksi atau rekayasa organisme hidup seperti bakteri.
Di sisi lain, saham farmasi adalah saham milik emiten yang kegiatan operasionalnya berkenaan dengan pengembangan, manufaktur, dan distribusi produk medis yang diproses secara kimiawi dan sintesis.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Investasi Saham Farmasi
Selain aspek universal, investor perlu mempertimbangkan pola sektoral yang berlaku spesifik di industri saham yang dipilih.
Untuk sektor kesehatan, khususnya saham farmasi, faktor-faktor yang penting untuk diperhatikan adalah:
- Identifikasi Produk
Salah satu upaya identifikasi yang bisa dilakukan adalah dengan memeriksa izin edar produk saham farmasi dari lembaga yang berwenang.
Karena bersifat prioritas, produk yang berkenaan dengan kesehatan perlu melalui prosedur uji klinis yang memadai. Di Indonesia, keamanan produk farmasi —seperti obat-obatan, jamu, dan produk herbal— berada di bawah wewenang BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
Selain demi keamanan, izin edar dari BPOM sama halnya seperti lisensi OJK pada layanan keuangan yang kita gunakan. Produk dan layanan yang tidak berizin sudah pasti akan berpengaruh negatif pada kinerja harga saham ke depannya.
- Skala Perusahaan
Sektor farmasi memerlukan biaya yang mahal karena melibatkan proses riset dan pengembangan yang panjang. Oleh karena itu, ukuran perusahaan adalah salah satu hal yang mencerminkan apakah suatu perusahaan farmasi memiliki kapatilitas yang sesuai dengan produknya.
Cara paling umum adalah dengan membandingkan kesesuaian antara banyaknya jenis produk, soliditas pendanaan, dan lamanya perusahaan beroperasi.
- Kompleksitas Evaluasi
Pahami bahwa saham farmasi dapat membutuhkan evaluasi yang lebih kompleks dibandingkan saham di sektor yang lebih umum, misalnya retail atau produk rumah tangga.
Dalam menganalisis emiten farmasi, Anda akan menemukan istilah-istilah teknis dalam dunia medis, yang kemungkinan hanya dipahami oleh investor dengan latar belakang yang relevan.
Hal ini tidak begitu menjadi masalah jika tujuan investasi Anda adalah jangka pendek. Pada investasi jangka panjang, memahami hal teknis yang bersifat fundamental dapat membantu mengestimasi prospek saham farmasi dengan lebih baik.
Di Mana Membeli Saham Biotech?
Di Indonesia, saham emiten yang secara khusus bergerak pada industri biotech masih sangat minim. Sehingga cara membeli saham biotech yang lebih memungkinkan adalah melalui broker saham global, seperti Interactive Brokers, Charles Schwab, Mitrade dan Fidelity Investments.
Tahapan umum yang akan Anda lalui adalah dengan membuka akun trading online. Setelah proses registrasi selesai, lakukan deposit sesuai nominal yang dipersyaratkan (biasanya $100). Lanjutkan dengan memilih saham biotech yang ingin Anda beli.
Mitrade – Platform investasi online terbaik di dunia
Apakah Anda tertarik membeli saham farmasi asing, seperti Johnson & Johnson, Pfizer Inc, BioNTech, Moderna, Inc, AbbVie Inc atau AMGN?
Yuk, investasi saham luar negeri sekarang dengan Mitrade!
Mitrde adalah broker CFD yang teregulasi ASIC, FCA, dan CIMA yang menawarkan perdagangan multi-instrumen dalam Forex, ekuitas, komoditas, mata uang kripto, dan indeks; beroperasi di 10 negara termasuk Indonesia dan dengan lebih dari satu juta pelanggan.
Platform ini menawarkan layanan pelanggan 24 jam dan mendukung 10 bahasa, termasuk bahasa Indonesia.
Mitrade adalah pialang saham termurah dibandingkan dengan pialang internasional lainnya, dengan modal $ 20 Anda dapat berinvestasi di saham internasional seperti Apple, Amazon, Netflix, Google, Tesla atau Facebook.
- Beli 400+ Saham Luar Negeri
- Mulai dari $20 dollar AS Saja
- Dipercayai 1 Juta++ Pengguna
- Bebas Biaya Transaksi
- Akun Demo dengan Uang Virtual $50000
- Menyediakan Banyak Bahan Belajar untuk Investor Pemula.
Kesimpulan
Predikat safe haven pada saham farmasi tidak lantas menjanjikan profit yang selalu konsisten. Pada akhirnya, saham pada sektor apa pun akan menunjukkan perilaku yang sama, yaitu rentan akan fluktuasi.
Investor sebaiknya tidak menjadikan saham farmasi sebagai pilihan investasi tunggal. Diversifikasi pada saham sektor lain tetap diperlukan, setidaknya untuk dua alasan.
Pertama, bahwa memusatkan investasi hanya pada saham farmasi akan menutup peluang investor dalam memperoleh profit dari sektor potensial lainnya.
Kedua, bahwa saham farmasi memiliki kecenderungan untuk menguat di masa resesi, contohnya pada momen puncak pandemi Covid-19. Itu artinya, saat gelombang Covid-19 menurun, dan sektor lain sedang menguat, saham farmasi justru memiliki kecenderungan untuk mengalami pelemahan.
Investor akan kehilangan fleksibilitas jika hanya bergantung pada pergerakan harga saham farmasi. Inilah mengapa diversifikasi selalu menjadi upaya yang strategis dalam memitigasi risiko.
Pengringatan
Informasi dalam artikel ini belum disiapkan untuk tujuan penasihat dan tidak dimaksudkan untuk merekomendasikan investasi apa pun. Harap diperhatikan bahwa fakta-fakta mungkin telah berubah sejak artikel ini ditulis. Berinvestasi melibatkan risiko. Anda mungkin kehilangan (sebagian) deposit Anda. Kami menyarankan agar Anda hanya berinvestasi dalam produk keuangan yang sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman Anda.

Lulus S1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada
Lulus S2 MBA Australian Graduate School of Management (AGSM)
Rio Quiserto memiliki pengalaman kerja di bidang perbankan, lembaga keuangan, Fintech P2P, pinjaman online, bursa saham selama lebih dari 20 Tahun.