Seputar Reksadana Syariah Yang Perlu Diketahui

Nampaknya akhir-akhir ini reksadana syariah di Indonesia sudah menjadi primadona investasi bagi para pemilik modal yang ingin mencari keuntungan investasi dan juga sekaligus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Instrumen investasi ini terbuka bagi siapa saja dan dapat dilakukan dengan mudah berkat kemajuan teknologi internet yang semakin canggih. Apalagi diketahui saat ini, reksadana syariah mempunyai pertumbuhan rata-rata paling tinggi dari segi market capnya di Indonesia.

Anda juga bisa mengambil opsi reksadana syariah untuk investasi Anda di masa depan. Namun sebelum itu, Anda perlu mengetahui seluk beluk mengenai isu ini secara lebih detail dan mendalam. Karena itulah, pada artikel kali ini akan dibahas beberapa poin utama mengenai reksadana syariah yang perlu Anda perhatikan, sebagai berikut:

Mau tahu kelanjutan bahasan poin-poin di atas? Yuk, terus simak artikel ini sampai habis untuk menambah wawasan Anda mengenai reksadana syariah!

Selamat membaca ya!

Pengertian Reksadana syariah

Sebelum beranjak ke pembahasan lebih dalam, ada baiknya Anda tahu terlebih dahulu apa itu reksadana syariah atau definisinya secara lengkap. 

Mungkin Anda sudah pernah mendengar sebelumnya arti reksadana, bukan? Iya, reksadana jika diartikan secara mudah adalah tempat untuk mengumpulkan dana yang berasal dari masyarakat yang akan dikelola oleh seorang manajer investasi untuk diinvestasikan pada sejumlah surat berharga seperti saham, obligasi dan aset lainnya yang dianggap akan menguntungkan. 

Dengan demikian reksadana syariah adalah reksadana yang mengandung prinsip-prinsip syariah dimana dana yang terkumpul dari masyarakat akan diinvestasikan pada sejumlah produk keuangan syariah, seperti sukuk dan saham syariah. Jadi, manajer pengelola investasi  akan menginvestasikan ke sejumlah aset yang dianggap sesuai dengan prinsip syariah Islam. 

Definisi ini juga sama artinya dengan apa yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan yang mengartikan reksadana syariah sebagai reksadana yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah agama Islam di pasar modal. 

Lalu bagaimana dengan mekanisme reksadana syariah ini? Apakah sama dengan reksadana konvensional yang selama ini Anda dengar? Ini dia penjelasannya!

Mekanisme Reksadana Syariah

Sejauh ini, telah tercatat ada 3 mekanisme reksadana syariah, yaitu:

  • Sistem wakalah (mewakilkan)

Dalam hal ini, para masyarakat sebagai pemilik modal akan mewakilkan pengelolaan dananya kepada seorang manajer investasi yang akan mengelola dana tersebut pada berbagai aset investasi yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Wakalah sendiri dalam bahasa Arab artinya mewakilkan. 

  • Sistem mudharabah alias perjanjian bagi hasil

Dengan mekanisme mudharabah, maka para pemilik modal yang mewakilkan seorang manajer investasi dan pihak pengguna investasi bersepakat untuk mengelola dana tersebut dengan ketentuan bagi hasil.  Dengan demikian, hasil investasi akan dibagi secara proporsional antara pemilik modal dan pengguna investasi sesuai kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya, dimana si pengguna investasi tidak perlu menjamin akan memberikan keuntungan kepada pemilik modal.  

Selain itu, berdasarkan mekanisme ini, para pemodal akan menanggung risiko kerugian sesuai dengan jumlah dana yang disetorkan, sementara manajer investasi sendiri tidak akan menanggung risiko kerugian yang diakibatkan oleh investasi itu dengan syarat bahwa kerugian investasi tidak ditimbulkan dari  kelalaian manajer investasi. 

  • Mekanisme reksadana syariah pada transaksi lainnya yang mencakup
  1. Transaksi tidak boleh berdasarkan atas spekulasi semata
  2. Perlu dilakukan lebih lanjut mengenai pada sejumlah produk, seperti spot, swap, forward, option dan produk lainnya yang berkaitan dengan reksadana syariah
  3. Untuk meneliti dan membahas isu-isu di atas, maka sebaiknya didirikan sebuah Dewan Pengawas Syariah yang ditunjuk oleh Majelis Ulama Indonesia

Istilah dalam reksadana syariah

Jika Anda kelihatan berminat untuk menggeluti bidang reksadana syariah, maka tak ada salahnya Anda mengetahui beberapa istilah yang sering digunakan pada jenis investasi syariah ini. Kenapa demikian? Sebab Anda pasti menemukan istilah-istilah ini saat terjun langsung membeli produk investasi ini. 

Sebenarnya istilah yang digunakan pada reksadana syariah tidak berbeda dengan istilah yang digunakan pada reksadana umum/konvensional. Maka dari sinilah, akan saya paparkan beberapa istilah yang kerap dipakai pada reksadana ini sebagai berikut secara singkat:

  • Cleansing/Pembersihan

Suatu proses pembersihan yang dilakukan oleh manajer investasi untuk membersihkan reksadana syariah dari unsur-unsur yang tidak sesuai dengan syariah Islam

  • Dewan Syariah Nasional

Salah satu lembaga yang bernaung di badan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berwenang untuk menerbitkan fatwa-fatwa syariah pada berbagai isu, termasuk isu keuangan seperti reksadana syariah. 

  • Bank kustodian 

Lembaga keuangan telah memperoleh lisensinya dari Otoritas Jasa Keuangan RI (OJK) yang bergerak sesuai dengan prinsip syariah untuk melakukan kegiatan-kegiatan administrasi, pengawasan dan bahkan penyimpanan aset reksadana syariah.

  • KIK atau Kontrak Investasi Kolektif

Yang dimaksud dengan KIK adalah kontrak antara bank kustodian dan manajer investasi dimana pada kontrak tersebut tertera hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang mesti dipenuhi oleh kedua pihak.  Contohnya, seorang manajer investasi akan memiliki wewenang untuk mengelola aset investasi, sementara bank kustodian akan menyimpan aset tersebut secara bersama-sama.

  • Portofolio efek syariah

Jika aset investasi pada reksadana konvensional bersifat umum, maka reksadana syariah mengharuskan aset investasi untuk sesuai dengan prinsip syariah. Dengan demikian, portofolio efek adalah kumpulan dari sejumlah surat berharga, mulai dari sukuk hingga saham syariah. 

  • Nilai Aktiva Bersih

Yang dimaksud dengan Nilai Aktiva Bersih atau NAB adalah jumlah dana yang sedang dikelola oleh seorang manajer investasi. Dengan demikian, semakin besar Nilai Aktiva Bersih yang dikelola oleh manajer itu, maka semakin besar pula jumlah dana yang disimpan pada sebuah reksadana syariah. 

  • Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan atau NAB/UP

Istilah di atas menunjukkan harga sebuah reksadana syariah. Dengan demikian, transaksi pada reksadana syariah akan dilakukan sesuai dengan Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan, yang setiap harinya akan berubah-ubah.

Nah, perubahan ini biasanya diakibatkan oleh pengaruh harga di pasar aset yang tercakup pada portofolio tersebut. Tak hanya itu, perubahan harga reksadana ini juga bisa dipengaruhi oleh perubahan jumlah modal pengelolaan. 

Karakteristik reksadana syariah

Ada beberapa hal yang membedakan reksadana syariah ini dengan instrumen lainnya. Namun semua karakteristik ini dapat dirangkum ke dalam 3 (tiga) karakteristik sebagai berikut:

  • Tertera pada Daftar Efek Berbasis Syariah

Salah satu karakteristik yang membedakan antara reksadana syariah dengan instrumen investasi lainnya adalah bahwa aset ini ternyata diterbitkan secara oleh Otoritas Jasa Keuangan Indonesia, atau lebih dikenal OJK yang tertera pada Daftar Efek Syariah atau DES.

Maka akibatnya, setiap nama dan jenis perusahaan yang asetnya dibeli sudah memiliki legalitas yang jelas dan juga bisa dipertanggungjawabkan kehalalannya sebab sudah memperoleh penilaian dari Dewan Pengawas Syariah yang tugasnya memang mengawasi pelaksanaan operasional keuangan agar sesuai dengan prinsip syariah.

  • Memperoleh pengawasan langsung dari Dewan Pengawas Syariah

Ada kaitannya dengan poin pertama, salah satu karakteristik dasar yang dimiliki oleh reksadana syariah adalah terdapat pengawasan secara langsung yang dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah. Orang-orang yang bertugas di Dewan ini biasanya mereka yang sudah kompeten dengan hukum-hukum syariah, terutama terkait dengan masalah keuangan dan transaksi bisnis

  • Harus melewati proses cleansing alias pembersihan

Saat Anda memilih untuk berinvestasi pada reksadana syariah, maka Anda menginginkan return Anda dihasilkan dari sebuah investasi yang halal dan tidak mengandung unsur riba. Dan dengan adanya proses cleansing ini, maka diharapkan keuntungan yang akan Anda petik nantinya akan bersih dari unsur-unsur yang bertentangan dengan prinsip syariah. Cukup menarik, bukan? 

Perbedaan reksadana syariah dengan reksadana konvensional

Lalu apa bedanya antara reksadana syariah dengan reksadana umum yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bukankah kedua jenis reksadana hampir tidak memiliki perbedaan dari segi mekanisme operasional?

Nah, salah satu hal paling penting yang perlu Anda perhatikan adalah mengetahui beberapa perbedaan mendasar antara reksadana syariah dengan reksadana konvensional. 

Karena itu untuk memudahkan penjelasan, saya disini akan membuat tabel perbandingan dilihat dari 6 (enam) aspek yang ada, sebagai berikut:

PerbandinganReksadana konvensionalReksadana berbasis syariah
AkadPerlu adanya kesepakatan antara kedua belah pihak tapi tidak harus sesuai dengan prinsip syariahKesepakatan antara dua pihak harus ada dan juga harus berlandaskan prinsip syariah dengan memperhatikan aspek halal dan haramnya
TransaksiTransaksi bisa dilakukan dengan cara apa saja selama hal itu menghasilkan keuntungan bagi para pemilik modalTidak boleh melakukan transaksi yang berdasarkan sebuah spekulasi dan ketidakjelasan, seperti mengandung perjudian, riba, monopoli, atau hal-hal lain yang merugikan salah satu pihak
OperasionalTidak memerlukan proses screeningHarus melalui proses screening untuk menentukan halal tidaknya aset  reksadana tersebut
MonitoringHanya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sajaSelain diawasi oleh OJK, juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah MUI
ReturnTidak perlu memerlukan proses pembersihan dan filterisasi dari kegiatan apapunPerlu adanya proses pembersihan terlebih dahulu untuk menjamin kehalalan return yang dihasilkan
Tujuan investasiMemperoleh return yang tinggi Tidak hanya memperoleh return, tapi juga menjamin adanya investasi yang sama-sama menguntungkan

Jenis-jenis reksadana syariah

Pada kenyataannya, ada sekitar 10 (sepuluh) jenis reksadana syariah yang bisa Anda pilih salah satunya. Jenis-jenis reksadana syariah memiliki dasar hukum yang jelas karena telah diatur oleh sebuah peraturan yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan  dengan No.19/POJK.04/2015 mengenai Penerbitan dan Persyaratan Reksadana Syariah.  

Namun rupanya, di antara sepuluh jenis reksadana syariah, setidaknya ada 5 (lima) jenis yang dianggap paling populer bagi para investor di Indonesia selama ini,silahakn simak dibawah:

  • Reksadana syariah yang ditempatkan pada pasar modal

Sesuai namanya saja, Anda bisa menerka-nerka bahwa jenis reksadana ini akan ditempatkan pada sejumlah aset yang diperjualbelikan di pasar uang di tanah air, dengan catatan aset tersebut harus sesuai dengan prinsip syariah. Dengan kata lain, reksadana ini bisa diinvestasikan dalam bentuk efek syariah dengan jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan saja. Menurut pengalaman para investor yang sudah lama berkecimpung dalam dunia reksadana syariah, jenis pertama ini sangat direkomendasikan bagi para investor pemula.   

  • Reksadana syariah dengan pendapatan sudah fixed atau tetap

Jika Anda tertarik dengan jenis ini, maka Anda kemungkinan akan memperoleh pendapatan yang tetap secara berkala dan tentunya stabil. Cukup menggiurkan, ya?

Dengan jenis reksadana ini, maka manajer investasi wajib menginvestasikan minimal 80% dari total Nilai Aktiva Bersih dalam format efek syariah maupun obligasi syariah (sukuk) yang memiliki pendapatan tetap atau fixed. 

  • Reksadana syariah campuran

Jika Anda memilih jenis reksadana ini, maka modal investasi Anda akan diinvestasikan oleh manajer investasi dengan besaran maksimal 79% pada salah satu instrumen investasi yang sesuai dengan prinsip syariah seperti efek syariah dengan pendapatan fixed dan efek syariah yang memiliki sifat ekuitas. Biasanya manajer investasi akan mengelola dana yang sudah terkumpul untuk berinvestasi pada salah satu instrumen yang tersedia di bursa efek Indonesia. 

  • Reksadana syariah terlindungi/terproteksi

Saat Anda ingin memilih jenis reksadana syariah ini, maka Anda perlu tahu bahwa dana investasi akan dialokasikan dengan besaran minimal 70 % pada efek syariah dengan pendapatan yang tetap/fixed, dimana efek syariah itu diterbitkan, ditawarkan serta diperdagangkan baik di dalam maupun luar negeri. Sementara 30 % sisa dana investasi, akan dialokasikan untuk membeli efek syariah yang diterbitkan, ditawarkan dan juga diperdagangkan di bursa efek internasional. 

  • Reksadana syariah berbasis sukuk

Sesuai dengan namanya saja, Anda pasti sudah mengira bahwa jenis reksadana syariah ini harus dialokasikan untuk membeli sukuk atau surat utang negara berbasis syariah dengan besaran minimal 85%. Dengan demikian, Anda bisa membeli surat-surat berharga syariah yang dikeluarkan baik oleh negara maupun perusahaan swasta. Dan biasanya, surat-surat ini akan memiliki jatuh tempo satu tahun atau bahkan lebih.

Jadi, pilih yang mana? Dan pastikan Anda juga mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis reksadana syariah di atas, ok?

Sekarang kita lanjut ke pembahasan reksadana syariah yang dianggap paling baik di tahun ini, dan apa itu? Coba Anda tebak!

4 cara membeli reksadana syariah bagi para pemula

Sebenarnya untuk melakukan investasi reksadana syariah, sangatlah mudah dan cepat karena bisa dilakukan secara online. Anda hanya cukup memiliki KTP dan sebuah rekening pada bank nasional dengan modal yang tidak besar.  Namun disini saya akan paparkan 4 (empat) caranya secara singkat sebagai berikut:

  • Manajer investasi

Dapat secara langsung membelinya melalui manajer investasi, dimana Anda dibolehkan memiliki rekening dari bank mana saja. Saat ini di Indonesia sudah terdapat sebanyak 92 manajer investasi yang bekerja secara profesional. Anda perlu mengecek apakah mereka juga bersedia mengelola produk reksadana berbasis syariah. 

  • Agen Penjual Reksadana

Dapat membelinya melalui salah satu Agen Penjual Reksadana (APERD) yang juga menyediakan reksadana berbasis syariah. Agen ini bisa mencakup bank atau perusahaan sekuritas yang bergerak secara online. Dan biasanya Anda diminta untuk membuka rekening pada bank yang sudah menjadi mitra dengan agen penjual tersebut.

  • Marketplace

Faktanya sekarang ini sudah ada puluhan agen yang menyediakan produk reksadana di Indonesia, termasuk bank-bank nasional maupun internasional. Dengan demikian Anda perlu mengecek apakah mereka juga menyediakan reksadana syariah atau tidak. 

Dapat membelinya di salah satu marketplace populer di Indonesia, seperti Tokopedia, Lazada, Bukalapak dll. Anda sebagai pengguna marketplace ini, akan sangat mudah membeli reksadana syariah dengan proses yang juga sangat cepat. 

  • Platform investasi halal syariah

Dapat membelinya pada salah satu platform investasi halal syariah, seperti Reksadana Syariah Bibit, Mandiri Syariah, IPOT, Ajaib Reksadana, dan lain sebagainya, yang bisa Anda unduh di Google Play secara gratis untuk penggunaan Android mobile.  Anda bisa melakukan registrasi terlebih dahulu secara mudah dan setelah itu, Anda dapat melakukan pembelian reksadana syariah dengan harga yang sangat terjangkau. 

Tips investasi reksadana syariah

Jika Anda merasa sudah mantap  ingin berkecimpung di dunia investasi reksadana syariah, maka Anda disarankan untuk mengikuti beberapa tips yang bisa saya bagikan kepada Anda. Disini saya akan paparkan dua tips saja yang saya kira cukup penting untuk dipertimbangkan bagi Anda. Ini dia tips-tips investasi  yang saya maksud:

  • Tentukan target investasi dan perhatikan juga risiko-risikonya

Tentunya kegiatan investasi mengandung sejumlah keuntungan dan risiko. Silahkan tentukan target dan tujuan Anda mengambil reksadana syariah sebagai cara investasi yang tepat menurut Anda, dan juga pertimbangkan pula risiko-risiko yang mungkin akan terjadi secara baik. Tidak hanya itu, Anda juga perlu melakukan sejumlah tindakan antisipatif untuk memperkecil resiko kerugian yang ditimbulkan pada investasi Anda pada produk ini. 

  • Pilih salah satu jenis reksadana syariah yang sesuai dengan kenyamanan Anda

Seperti sudah disebutkan di atas, sejauh ini ada 10 (sepuluh) jenis reksadana syariah yang bisa Anda pilih. Namun Anda tidak boleh memilihnya secara sembarangan. Silahkan pilih yang menurut Anda akan memberikan penghasilan yang stabil dan pastinya disesuaikan dengan kemampuan modal Anda serta seberapa cepat investasi Anda memberikan keuntungan finansial kepada Anda.

Misalnya saja begini, jika modal Anda dianggap kecil, maka Anda bisa memilih jenis reksadana pendapatan syariah yang punya jangka waktu cukup pendek mulai 1 hingga 3 tahun. Tapi jika modal Anda besar, maka Anda disarankan untuk memilih jenis reksadana campuran syariah atau reksadana saham syariah yang punya jangka waktu lebih dari 5 tahun sebab akan lebih menguntungkan.  

Kesimpulan

Reksadana syariah bisa dijadikan sebagai salah satu opsi alternatif untuk investasi saat ini sebab menawarkan berbagai jenis reksadana dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika Anda adalah seorang calon investor pemula, maka Anda bisa menentukan pilihan atas jenis reksadana syariah yang cocok dengan Anda yang bisa menarik keuntungan yang cukup stabil dan pastinya halal. 

Silahkan perdalam lagi pengetahuan Anda mengenai reksadana berbasis syariah ini sebab keuntungan yang diraih akan sepadan dengan jumlah dana yang diinvestasikan, dimana keuntungan berupa return ini pada umumnya bersifat jangka panjang. Namun, jika Anda ingin memetik profit secara cepat dan mudah dengan modal yang tidak terlalu besar, maka Anda perlu mencari opsi lain yang lebih menarik. Dan ingat! Keputusan akan selalu ada di tangan Anda.

Selamat berinvestasi ya!


Tinggalkan komentar