Cepat Belajar Falling Wedge Pattern Panduan Lengkap [2022]

Falling Wedge Pattern adalah pola grafik yang memberikan signal akan adanya momentum bullish. Pola ini merupakan kebalikan dari pola rising wedge yang bernada bearish. Falling wedge bisa terbentuk sebagai pola pembalikan trend (dari turun menjadi naik) dan bisa juga sebagai pola penerusan trend (terus naik). Dengan mempelajari Falling Wedge Pattern, maka Anda akan lebih siap untuk bisa memanfaatkan peluang buy apabila pola ini terbentuk di market.

Pada artikel kali ini, penulis akan menjelaskan informasi penting mengenai pola falling wedge mulai dari apa itu pola falling wedge sampai bagaimana cara trading menggunakan pola ini. Untuk lebih detail, penjelasan mengenai falling wedge akan dibagi berdasarkan poin-poin penting seperti dibawah ini.

Apa itu Falling Wedge Pattern?

Falling Wedge Pattern adalah pola grafik bullish yang cukup populer dikalangan para trader. Pola ini terbentuk ketika market berkonsolidasi diantara dua garis support dan resisten yang menyempit. Untuk membentuk falling wedge, garis support dan resisten harus menuju kearah bawah kemudian jarak antara kedua garis semakin menyempit.

Pola falling wedge bisa menandakan adanya pembalikan arah trend dari turun menjadi naik atau bisa juga sebagai penerusan trend untuk terus naik. Keduanya sama-sama memberikan peluang untuk buy. Baik pembalikan arah maupun penerusan arah trend, pola ini memiliki akurasi yang cukup baik sehingga cocok untuk digunakan sebagai bagian dari strategi trading.

Apakah Yang Terjadi Saat Harga Membentuk Falling Wedge?

Ketika harga mengalami penurunan, maka pola wedge dapat terbentuk sepanjang perjalanan turun. Trader dapat melhat permulaan dari pola wedge ini dengan menandai harga tertinggi (high) dan harga terendah (low) yang terbentuk selama penurunan.

Pola falling wedge mengindikasikan bahwa seller mulai kehilangan momentum dan buyer mulai mendominasi. Hal ini bisa terlihat dari volume saat Falling Wedge Pattern terbentuk. Jika harga ingin meneruskan penurunan, maka penurunan harga dibarengi dengan peningkatan volume. Namun pada pola falling wedge penurunan harga tidak dibarengi dengan peningkatan volume. Terbentuk harga terendah dan harga tertinggi baru yang lebih rendah (lower highs and lower lows) dan volume semakin menurun.

Cara Identifikasi Falling Wedge Pattern

Pola falling wedge bisa dianggap sebagai pola pembalikan (reversal) atau penerusan (continuation). Poin penting yang membedakan keduanya adalah arah trend ketika pola falling wedge terbentuk. Jika terbentuk dalam trend naik, maka pola falling wedge dianggap sebagai pola penerusan. Sedangkan apabila Falling Wedge Pattern terbentuk dalam trend turun maka pola ini dianggap sebagai pola penerusan.

Ada tiga karakteristik kunci dari pola falling wedge, yaitu:

  • Terdapat pergerakan harga membentuk trend turun dengan harga tertinggi dan harga terendah baru yang lebih rendah dari sebelumnya (lower highs and lower lows);
  • Ada dua garis trendline (trendline atas dan bawah) yang menyempit;
  • Terjadi penurunan volume pada saat penurunan berlangsung.

Dua poin pertama diatas adalah karakteristik yang harus dimiliki pada pola falling wedge sedangkan volume adalah informasi tambahan yang dapat menambah validitas pola grafik ini.

Cara Identifikasi Falling Wedge Pattern

Identifikasi Falling Wedge dalam Trend Turun

Pola falling wedge dalam trend turun termasuk pola pembalikan (reversal) trend. Cara mengidentifikasi pola ini cukup mudah, kita hanya perlu menandai harga tertinggi (high) dan harga terendah (low) yang menyempit dan menghubungkannya dengan garis trendline. Agar lebih jelas, perhatikan ilustrasi dibawah ini.

Dari gambar diatas, terlihat harga yang sebelumnya membentuk trend turun yang ditandai dengan adanya harga tertinggi dan terendah baru yang lebih rendah dari sebelumnya (lower highs dan lower lows). Lalu terbentuk pola falling wedge dengan garis trendline atas dan bawah yang menyempit sebagai tanda momentum seller melemah. Pada yang saat bersamaan, volume juga mengalami penurunan sebagai informasi tambahan bahwa momentum bullish akan berlangsung.

Pola falling wedge ini valid ketika garis trendline atas break yang menyatakan bahwa bullish momentum sudah mendominasi.

Identifikasi Falling Wedge dalam Trend Naik

Kebalikan dari pola reversal sebelumnya, pola falling wedge dalam trend naik adalah pola kelanjutan trend (continous). Pola falling wedge dalam kelanjutan trend bisa juga disebut dengan koreksi. Cara yang digunakan untuk mengidentifikasi pola falling wedge sama dengan sebelumnya yaitu dengan membuat garis trendline dari harga tertinggi dan harga terendah yang semakin menyempit. Berikut ilustrasinya.

Pada gambar diatas, harga sebelumnya sudah membentuk trend naik. Trend naik ditandai dengan adanya harga tertinggi dan harga terendah yang lebih tinggi dari sebelumnya (higher highs and higher lows). Kemudian harga turun koreksi membentuk falling wedge dengan membentuk garis trendline atas dan bawah yang semakin menyempit. Pola wedge ini valid apabila harga berhasil break garis trendline atas.

Cara Trading Menggunakan Falling Wedge Pattern

Cara trading menggunakan pola falling wedge cukup sederhana. Posisi entry buy valid apabila harga berhasil break garis trendline atas dari pola falling wedge.

Cara Trading Menggunakan Pola Falling Wedge dalam Trend Turun

Sebelumnya kita harus mendentifikasi terlebih dahulu trend turun yang sedang berlangsung. Dalam hal ini, terbentuknya harga tertinggi dan harga terendah baru yang lebih rendah daripada sebelumnya akan menjadi tanda trend turun. Setelah identifikasi trend selesai, maka kita masuk kepada identifikasi pola falling wedge.

Cara trading pola falling wedge dalam trend turun adalah dengan mengambil posisi entry buy setelah garis trendline atas break.

  • Entry buy disekitar harga break
  • Stoploss berada pada harga terendah sebelumnya (low)
  • TP di level resisten terdekat atau bisa juga menggunakan trailing stoploss.

Cara Trading Menggunakan Pola Falling Wedge dalam Trend Naik

Sebelum terbentuknya pola falling wedge, trend naik sudah berlangsung ditandai dengan adanya harga tertinggi dan harga terendah baru yang lebih tinggi dari sebelumnya (higher highs and higher lows). Pada saat harga membentuk pola falling wedge, akan terlihat lower high dan lower low baru yang bisa digambar dengan garis trendline yang semakin menyempit.

Cara trading pola falling wedge dalam trend naik sama dengan dalam trend naik yaitu entry buy setelah garis trendline atas break.

  • Entry buy disekitar harga break
  • Stoploss berada pada harga terendah sebelumnya (low)
  • TP di level resisten terdekat atau bisa juga menggunakan trailing stoploss.

Baca Juga: Panduan Cara Membaca Candlestick Yang Paling Efektif Bagi Pemula

Kelebihan dan Kekurangan Pola Falling Wedge

Pola falling wedge memiliki kelebihan dan kekurangannya jika digunakan dalam trading. Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan dari pola falling wedge.

Kelebihan

  • Sering terjadi pada market finansial terutama pada time-fame jangka pendek intraday seperti H4, H1 M15 sampai M1.
  • Pola falling wedge dalam trend naik memungkinkan trader yang telat entry untuk bisa masuk entry buy memanfaatkan trend naik yang masih berlangsung.
  • Pola falling wedge memberikan gambaran setup entry yang jelas, dari harga entry dan stoploss. Target profit tinggal disesuaikan pada level resisten terdekat.
  • Posisi buy yang diambil memiliki rasio risk/reward yang bagus karena pergerakan bullish biasanya akan cukup panjang.

Kekurangan

  • Trader pemula biasanya akan kesulitan mengidentifikasi pola grafik ini
  • Membutuhkan informasi tambahan untuk konfirmasi seperti indikator atau oscillator
  • Sering salah diidentifikasi karena bentuknya yang mirip dengan pola segitiga dan pola flag

Kesimpulan

Pola grafik falling wedge dapat menjadi salah satu strategi trading bagi Anda para trader yang ingin mendapatkan profit di market. Khusunya untuk trend naik, falling wedge mempunyai akurasi yang cukup baik.

Semoga artikel ini bermanfaat dan salam profit.

Tinggalkan komentar