CFD Trading: Pengertian, Cara Kerja, Kelebihan dan Kelemahan

CFD adalah jenis kontrak yang paling banyak digunakan dalam trading forex. Apa itu CFD, apakah aman untuk para investor ?

Kita akan kupas tuntas semua pertanyaan tersebut.

Dalam dunia trading internasional, tidak semua trader memiliki akses untuk memperdagangkan instrumen keuangan global. Sebutlah saham-saham AS yang terdaftar di NYSE dan NASDAQ.

Di Indonesia sendiri perdagangan saham AS umumnya dapat dilakukan melalui dua skema. Pertama, melalui skema Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Luar Negeri (PALN), atau kedua, melalui Sistem Perdagangan Alternatif (SPA).

Regulasi CFD di Indonesia masuk pada skema Sistem Perdagangan Alternatif yang diatur oleh Bappebti. Itulah mengapa CFD menjadi salah satu cara agar trader retail domestik dapat mengakses saham AS.

Lalu, apa sebenarnya CFD? Bagaimana cara kerjanya? Dan apa bedanya dengan trading saham pada umumnya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak uraian lengkapnya di bawah ini. 

Apa yang dimaksud dengan CFD trading?

CFD (Contract for Difference) adalah jenis kontrak derivatif untuk memperjualbelikan instrumen keuangan berdasarkan selisih harga antara harga pembukaan dan harga penutupan.

Instrumen keuangan yang selisih harganya dijadikan dasar dalam perdagangan CFD disebut dengan istilah underlying asset atau aset yang mendasari. Tidak seperti kontrak berjangka, CFD tidak memiliki masa jatuh tempo dan diperjualbelikan seperti sekuritas lainnya.

Jadi, investor membuat kontrak dengan CFD tanpa perlu memiliki aset secara langsung. Hal ini mempermudah transaksi dalam banyak aspek.

Hal yang perlu dipertebal dari pengertian di atas adalah bahwa CFD merupakan instrumen keuangan derivatif atau turunan. Artinya, pembelian CFD tidak diikuti dengan kepemilikan aset yang mendasarinya.

Misalnya, saat Anda membeli saham CFD Apple, maka keuntungan Anda akan tergantung pada selisih harga pembukaan dan penutupan saham tersebut. Namun, pada dasarnya Anda tidak benar-benar memiliki saham Apple.

Contoh lainnya adalah ketika Anda membeli mata uang kripto CFD, sebutlan Ethereum. Keuntungan Anda nantinya akan dipengaruhi oleh naik atau turunnya harga Ethereum.

Di sisi lain, Ethereum CFD yang Anda miliki tidak bisa dibelanjakan atau dikirim ke orang lain. Kenapa? karena yang Anda miliki adalah kontrak derivatifnya, bukan mata uang kripto sebenarnya.

Perdagangan CFD terjadi antara trader dengan broker CFD. Oleh karena itu, secara sederhana, CFD bisa diartikan sebagai kontrak jual beli antara trader dan broker tanpa melibatkan kepemilikan aset yang sebenarnya.

Jika diringkas, CFD memiliki tiga karakteristik utama, yaitu:

  • Diperjualbelikan antara trader dan broker
  • Tidak melibatkan kepemilikan aset sebenarnya, baik secara fisik maupun hak
  • Tidak memiliki masa jatuh tempo
  • Untung ruginya tergantung pada harga pembukaan dan penutupan aset

Bagaimana cara kerja CFD?

Prinsip atau cara kerja CFD pada dasarnya cukup sederhana. Trader hanya perlu memprediksikan apakah harga suatu instrumen CFD akan naik atau turun.

Apabila trader berspekulasi bahwa harga aset CFD akan naik, maka tindakan yang tepat adalah melakukan pembelian CFD (going long). Sebaliknya, jika harga aset CFD berpotensi turun, langkah yang tepat adalah menjualnya (going short).

Skenario pertama mungkin mudah dipahami. Pertanyaannya, bagaimana caranya trader memperoleh keuntungan dengan menjual CFD saat harganya akan turun? Dan bagaimana bisa kita menjual CFD sementara kita belum membelinya?

Going short atau short selling melibatkan peminjaman sekuritas dari broker. Sekuritas dalam hal ini merujuk kepada instrumen CFD tertentu yang diyakini harganya akan turun. Harapannya adalah untuk dapat membeli instrumen CFD yang sama ketika harganya lebih murah.

Contoh Trading CFD

Sebelum masuk ke contoh trading CFD, perlu diketahui bahwa perdagangan CFD merupakan jenis trading dengan leverage, yang memungkinkan trader membuka posisi dengan dana pinjaman dari broker.

Itu artinya, trader hanya perlu menyiapkan sebagian kecil dana, sedangkan sisanya akan ditanggung terlebih dahulu oleh broker. Mekanisme ini dikenal dengan istilah margin trading. Sedangkan ketentuan modal trading yang harus ditanggung sendiri oleh trader disebut dengan istilah margin requirement.

Berikut adalah contoh trading CFD dalam skenario going long dan going short.

Contoh 1: Going Long

Beberapa waktu yang lalu, harga saham Apple berada di level $200 per lot. Trader A meyakini bahwa harga saham Apple (AAPL) akan mengalami kenaikan.

Trader A pun membeli saham CFD Apple sebanyak 100 lot seharga $20,000 ($200×100 lot). Karena broker menetapkan margin requirement sebesar 5%, maka uang yang harus dikeluarkan oleh Trader A hanya $1,000, sedangkan sisanya adalah pinjaman dari broker.

Saat ini, saham Apple berada di harga $220 per lotnya. Trader A menutup posisi dan memperoleh profit sebesar $20 per lot, atau total $2,000.

Sesuai namanya, keuntungan dihitung dari perbedaan atau selisih harga pembukaan dan penutupan.

Maka keuntungan kotor trading CFD Trader A adalah:

Closing Position – Initial Position

($220×100 lot) – ($200×100 lot)

$22,000 – $20,000

$2,000

Baca Juga: Cara Beli Saham Apple Dengan 0 Komisi! Mudah dan Murah

Contoh 2: Going Short

Harga saham Tesla berada di level $150 per lot. Trader B memprediksikan bahwa harga saham Tesla (TSLA) akan mengalami penurunan.

Trader B meminjam 100 lot saham CFD Tesla dari broker dengan menjualnya di harga $15,000 ($150×100 lot). Setelah beberapa hari, harga saham Tesla mengalami penurunan menjadi $100 per lot.

Trader B pun membeli saham CFD Tesla dengan jumlah yang sama untuk mengembalikannya kepada broker. Karena harganya kini turun menjadi $100, maka untuk memperoleh 100 lot saham CFD Tesla, Trader B hanya perlu mengeluarkan uang sebanyak $10,000 ($100×100 lot) dan mengantongi $5,000 sisanya sebagai profit.

Selisih keuntungan Trader B dihitung sebagai berikut:

Closing Position – Initial Position

($150×100 lot) – ($100×100 lot)

$15,000 – $10,000

$5,000

Apa saja jenis aset CFD?

Jenis aset CFD melingkupi instrumen keuangan yang diperdagangkan secara luas, termasuk di antaranya:

  • Saham

CFD memungkinkan trader untuk ikut memanfaatkan pergerakan harga saham-saham global tanpa memilikinya secara langsung. Saham CFD yang paling umum diperjualbelikan adalah saham populer AS, seperti Tesla, Microsoft, Apple, Netflix, dan Facebook.

Baca Juga: Cara Beli Saham Luar Negeri Raih Profit!Wajib Dibaca!

  • Indeks Saham

Selain single stock atau saham satuan, trader juga bisa trading pada indeks CFD. Indeks yang sering ditawarkan oleh broker CFD adalah US Tech 100, US 500, Wall Street, Germany 30, UK 100, hingga Japan 225.

  • Mata Uang Kripto

Beberapa kripto terpopuler yang paling sering dijadikan underlying asset dalam CFD trading adalah Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Ripple (XRP), Polkadot (DOT), Cardano (ADA), Dogecoin (DOG), dan Litecoin (LTC).

  • ETF

Exchange-traded funds atau ETF dapat dipilih dalam perdagangan CFD. Beberapa ETF CFD yang paling diminati adalah Vanguard S&P 500 ETF (VOO), iShare Core S&P 500 ETF (IVV), dan SPDR S&P 500 ETF Trust (SPY).

  • Komoditas

Perdagangan komoditas CFD meliputi berbagai kategori, seperti komoditas energi (minyak dan gas alam), komoditas logam (perak, emas, paladium), hingga komoditas lunas (kopi, gula, jagung, kapas, kakao).

Biaya Transaksi CFD

Trading CFD umumnya dikenai tiga jenis biaya, yaitu bunga menginap (swap), biaya komisi, dan spread.

  1. Bunga Menginap

Swap, yang dikenal juga dengan istilah bunga menginap (overnight interest) atau rollover fee, merupakan biaya yang dikenakan broker jika trader menahan posisi terbuka (open position) semalaman.

Pada dasarnya, swap adalah merupakan bentuk suku bunga. Atas alasan prinsip religi, umumnya broker menyediakan akun bebas swap khusus bagi trader muslim.

  1. Biaya Komisi

Komisi trading atau trading fee adalah biaya yang dibebankan broker ketika trader membuka atau menutup posisi trading CFD. Biaya komisi biasanya ditetapkan per lot atau dalam bentuk persentase.

  1. Spread

Spread adalah selisih harga beli dan harga jual yang menjadi acuan suatu aset. Harga beli selalu lebih tinggi dibandingkan harga jual.

Artinya, harga CFD yang Anda beli akan lebih tinggi dibandingkan harga beli sesungguhnya dari aset yang mendasari. Sebaliknya, harga jual CFD juga akan lebih rendah dibandingkan harga jual underlying asset.

Kelebihan dan Kekurangan CFD

Berikut adalah rangkuman kelebihan dan keterbatasan yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan trading CFD:

Kelebihan CFD

Berikut adalah beberapa kelebihan ketika trading CFD:

  1. Keuntungan yang fleksibel

Pada trading saham, keuntungan hanya diperoleh saat menjualnya di harga yang lebih tinggi. Trading CFD menawarkan fleksibilitas potensi keuntungan, baik saat pasar sedang naik maupun turun.

Saat harga CFD berpotensi naik, trader bisa mengambil posisi long. Jika kondisi pasar diprediksi akan turun, trader dapat mengambil kesempatan untuk menaruh posisi short.

  1. Akses aset keuangan yang luas

Broker CFD menyediakan instrumen keuangan yang jauh lebih beragam dibandingkan broker saham. Hal ini memudahkan trader untuk mengoptimalkan diversifikasi trading dengan satu broker yang sama.

  1. Dapat dilakukan dengan modal kecil

Mekanisme margin trading memungkinkan trader untuk memperdagangkan instrumen CFD menggunakan leverage yang ditawarkan broker. Dengan dana yang terbatas, peluang profit yang diraup dapat berkali lipat lebih besar dibandingkan jika trading tanpa leverage.

Kelemahan CFD

Keterbatasan dalam trading CFD meliputi antara lain:

  1. Leverage dapat menjadi boomerang

Meski terdengar menggiurkan, leverage ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, jika trading CFD berjalan sesuai rencana, leverage memang menjanjikan perolehan keuntungan yang optimal.

Di sisi lainnya, jika pergerakan pasar tidak seperti yang diharapkan, kerugian yang ditanggung juga akan berkali lipat dari modal trading yang dikeluarkan.

  1. Pembengkakan biaya swap

Dalam hal trader menahan posisi trading dalam jangka waktu yang lama, biaya rollover atau swap yang dibebankan juga semakin besar. Inilah yang menyebabkan CFD sebaiknya tidak menjadi pilihan trading jangka panjang.

  1. Risiko overtrading

Sesuai namanya, overtrading terjadi ketika perdagangan CFD dilakukan secara berlebihan. Overtrading ditandai dengan banyaknya open position atau adanya volume trading yang tidak proporsional.

Trading CFD idealnya dilakukan secara strategis dengan memanfaatkan peluang yang potensial. Trading berlebihan, terutama jika tidak disertai dengan plan b yang matang, akan membuat penanganan kerugian menjadi tidak terkendali.

Apakah CFD legal?

Di Indonesia, belum ada regulasi Bappebti yang secara khusus mengatur tentang CFD. Namun, pengaturan tentang CFD tercakup dalam regulasi Sistem Perdagangan Alternatif (SPA).

Adapun Sistem Perdagangan Alternatif merujuk kepada sistem perdagangan jual beli kontrak derivatif selain kontrak berjangka (futures) dan kontrak derivatif syariah, yang dilakukan di luar bursa berjangka, secara bilateral dengan penarikan margin yang didaftarkan ke lembaga kliring berjangka.

Berdasarkan keterangan tersebut, bisa disimpulkan bahwa sistem perdagangan CFD di Indonesia termasuk legal.

Berbeda dengan Amerika Serikat, yang melarang perdagangan CFD karena tidak melewati bursa yang diregulasi oleh pemerintah.

Apa perbedaan CFD dengan saham?

Saham CFD merupakan kontrak derivatif yang tidak diikuti dengan kepemilikan saham sebenarnya. Sementara perdagangan saham disertai dengan porsi kepemilikan atas perusahaan terkait.

Hal ini juga berlaku untuk jenis underlying asset CFD lainnya, baik itu indeks saham, komoditas, kripto, dan ETF.

Apakah CFD lebih baik daripada saham?

CFD dan saham dinilai sesuai untuk jangka waktu investasi yang berbeda. Dibandingkan dengan CFD, saham lebih baik untuk tujuan investasi jangka panjang.

Sebaliknya, CFD merupakan pilihan yang lebih tepat dibandingkan saham bila tujuan utama Anda adalah untuk trading jangka pendek.

Apa perbedaan antara forex dan CFD?

Perbedaan antara forex dan CFD terletak pada aset keuangan yang mendasarinya. Perdagangan forex didasarkan kepada pergerakan nilai mata uang internasional.

Di sisi lain, CFD mengadopsi pergerakan harga pada jenis aset yang beragam, termasuk saham, indeks saham, komoditas, ETF, hingga mata uang kripto.

Baca Juga: Belajar Trading Forex dari Zero (Panduan Pemula 2022)

Bagaimana cara trading CFD?

Langka yang perlu Anda lalui untuk trading CFD adalah dengan terlebih dahulu memilih broker CFD, membuka akun trading, menyetorkan deposit, dan terakhir, memperjualbelikan CFD pilihan Anda.

  1. Pilih broker CFD

Perdagangan CFD tidak dapat Anda lakukan tanpa broker. Salah satu tips yang perlu diperhatikan saat memilih broker untuk trading CFD adalah cakupan variasi aset yang ditawarkan.

Mitrade dapat menjadi rekomendasi broker untuk perdagangan CFD Anda. Broker berlisensi ASIC, CIMA, dan FSC Mauritius ini menawarkan instrumen CFD yang beragam, terdiri dari:

  • 319 single stock
  • 11 indeks saham
  • 12 komoditas
  • 28 mata uang kripto.

Baca Juga: Review Mitrade: Apakah Mitrade Scam atau Broker Resmi?

  1. Buka akun trading

Akun trading yang disediakan broker terbagi menjadi dua, yaitu akun demo dan akun live. Trader disarankan terlebih dahulu menjajal trading dengan akun demo sebelum memutuskan untuk membuka akun live.

Registrasi akun live membutuhkan verifikasi identitas dan alamat. Dokumen yang perlu dipersiapkan untuk menyelesaikan prosedur ini antara lain KTP/SIM/Paspor, tagihan bulanan/rekening koran bank, dan informasi rekening bank.

Mitrade memungkinkan Anda untuk membuka akun live dengan proses verifikasi singkat maksimal hanya dalam 1 hari kerja.

  1. Lakukan deposit

Setelah verifikasi selesai diproses, Anda akan diminta untuk menyetorkan dana deposit ke akun live Anda. Setiap broker menetapkan inisial deposit yang berbeda-beda.

Mitrade sendiri mensyaratkan minimal deposit sebesar $20 khusus untuk trader Indonesia. Nominal ini lebih ringan dibandingkan rata-rata minimal deposit broker CFD, yang berada di angka $100.

  1. Mulai trading CFD

Anda bisa mulai memperjualbelikan CFD begitu deposit berhasil masuk ke akun trading Anda. Berikut adalah istilah umum yang perlu diketahui ketika memperdagangkan CFD:

  • Going Long: Tindakan membeli CFD, yaitu ketika trader membuka kontrak perdagangan sebagai spekulasi bahwa harga aset akan naik.
  • Going Short: Tindakan menjual CFD, yaitu ketika trader membuka posisi sell sebagai bentuk spekulasi akan adanya penurunan harga aset.

Kedua tindakan jual beli CFD dilakukan melalui platform trading yang didukung oleh broker. Demi pengalaman trading CFD yang lebih praktis tanpa mengorbankan fungsionalitas, Mitrade memfasilitasi Anda dengan platform trading miliknya sendiri.

Apakah CFD cocok untuk pemula?

CFD cocok untuk tujuan investasi jangka pendek dengan potensi return yang fleksibel, baik saat harga aset naik maupun turun. Namun, perlu diperhatikan bahwa CFD memiliki kompleksitas dan risiko yang tinggi akibat adanya leverage.

Trader pemula disarankan untuk membekali diri dengan pemahaman yang cukup terkait hal-hal teknis dalam trading CFD.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengoptimalkan akun demo yang disediakan oleh broker CFD. Melalui akun demo, trader bisa melatih kecakapan trading tanpa khawatir akan kehilangan uang deposit.

Mitrade menyediakan akun demo dengan dana virtual sebesar $50,000. Perlu diketahui, bahwa nominal ini 5 kali lebih besar dibandingkan rata-rata dana virtual yang difasilitasi oleh kebanyakan broker CFD.

Kesimpulan

Untung menggarisbawahi poin-poin penting yang sudah dibahas sebelumnya, berikut adalah kesimpulan yang dapat ditarik pada artikel ini:

AspekKeterangan
Pengertian CFDKontrak derivatif untuk jual beli aset keuangan berdasaran selisih antara harga pembukaan dan harga penutupan.
Contoh jenis aset CFDsahamindeks sahammata uang kriptoETFkomoditas
Karakteristik CFDdiperjualbelikan antara trader dan brokerbersifat derivatif, sehingga tidak diikuti dengan kepemilikan aset sebenarnya, baik secara fisik maupun haktidak memiliki masa jatuh tempountung ruginya tergantung pada harga pembukaan dan penutupan aset
Legalitas CFD di IndonesiaMengikutii regulasi pada Sistem Perdagangan Alternatif dari Bappebti