Cara Membaca Candlestick Yang Paling Efektif Bagi Pemula

Bagi para trader, salah satu hal yang mesti dilakukan setiap hari adalah menganalisis chart atau membaca chart candlestick. Para trader berpengalaman yang sudah lama berkecimpung di dunia trading, membaca chart candlestick ini sangatlah mudah, dan mereka tahu cara membaca candlestick secara tepat,  tapi sayangnya hal itu tidak berlaku bagi para trader pemula yang baru saja memulai kegiatan trading.

Bagi para pemula, mengamati dan menganalisis chart candlestick saja merupakan suatu beban tersendiri karena bentuk chart terlihat rumit dan penuh tantangan saat membacanya. Oleh sebab itu, untuk membantu para trader pemula termasuk Anda supaya dapat membaca analisa chart candlestick dengan cara paling mudah, kali ini kami akan berikan panduannya langkah demi langkah dengan bahasa yang lebih dimengerti. 

Kami disini sudah mempersiapkan poin-poin pembahasan yang wajib Anda simak dengan baik sebagai berikut ini:

Mudah-mudahan setelah membaca artikel ini, Anda para pembaca bisa menaklukkan forex dengan lebih mudah. Ayo kita mulai saja pembahasannya!

Cara Membaca Candlestick: Ketahui Apa Itu Grafik Candlestick?

Chart candlestick sangat umum digunakan oleh para trader di seluruh dunia. Bisa dikatakan, jenis chart ini merupakan chart yang paling lengkap yang menunjukkan poin-poin harga yang krusial, seperti open, close, high, dan low. 

Chart-chart candlestick digunakan untuk melacak harga-harga transaksi pada semua pasar finansial, termasuk pasar forex, komoditas, indeks, obligasi pemerintah dan saham-saham. Aset saham itu sendiri merupakan instrumen finansial yang paling banyak dipilih oleh para trader, baik lokal maupun internasional untuk diperdagangkan di bursa saham.

Nah, Anda perlu tahu bahwa harga-harga trading pada instrumen-instrumen keuangan ini dicatat secara grafis dan ditunjukkan melalui chart-chart candlestick yang akan kita bahas kali ini. Bisa dikatakan chart-chart candlestick merupakan salah satu metode paling populer dan umum yang merepresentasikan harga. 

Kenapa dinamakan Dengan Candlestick Jepang? 

Lalu kenapa sih chart candlestick ini dinamakan dengan candlestick Jepang? Mengapa bukan candlestick Eropa atau Amerika? Mungkin Anda pernah mendengarnya, bukan? 

Baiklah, kami akan berikan alasan kenapa jenis chart ini dinamakan dengan candlestick Jepang sebab chart-chart ini pertama kali digunakan di negara Jepang pada abad ke-18. Bayangkan saja, jenis chart ini sudah dikembangkan lebih dari 100 tahun sebelum jenis chart bar (batangan) ditemukan di Barat. Wow, sudah lama sekali ya! Nah, chart candlestick ini dianggap sebagai yang pertama digunakan oleh trader/pedagang beras asal negara Jepang bernama Munehisa Homma dari kota Sakata, dan seiring berjalannya waktu, chart candlestick ini tumbuh berkembang menjadi sebuah alat yang sangat berguna untuk para trader, baik pemula maupun mereka yang sudah berpengalaman.    

Untuk para trader yang baru saja menggeluti dunia trading, silahkan baca artikel-artikel kami di bawah ini untuk belajar bagaimana melakukan investasi pada forex untuk menghindarkan risiko-risiko yang mungkin terjadi pada kegiatan trading Anda:

Belajar Trading Forexdari Zero (Panduan Pemula 2021)?

5 Aplikasi Investasi Terbaik Untuk Pemula 2021

9 Broker Forex Terbaik Untuk Trader Indonesia 2021

Pengetahuan Dasar Seputar Chart Candlestick

Cara membaca candlestick itu ternyata gampang-gampang susah, terutama bagi para trader pemula. Chart mungkin terlihat rumit dan membuat pusing, tapi sebenarnya itu sangat mudah untuk dibaca jika Anda sudah mengetahui beberapa pengetahuan dasar atau istilah-istilah seputar chart candlestick. 

Disini kami tidak ingin menambah kebingungan Anda. Karena itu untuk memudahkan pembahasan, berikut ini merupakan contoh tampilan sebuah candlestick.

Cara Membaca Candlestick Dengan Mudah

Oh iya, Anda juga perlu tahu ya bahwa  masing-masing candlestick itu tentunya terdiri dari 3 (tiga) bagian yang tidak terpisahkan, dengan penjelasan sebagai berikut:

  1. Body atau badan : Badan yang utama ( yang biasanya bagian candlestick yang mempunyai warna) menunjukkan kepada Anda harga-harga pembukaan dan penutupan sebuah aset saham. 
  1. Wick atau juga bisa disebut dengan shadow atau ekor atau sumbu merupakan sebuah garis tipis  yang berada baik diatas maupun di bawah. Titik paling tinggi pada wick bagian atas menunjukkan kepada Anda harga transaksi paling tinggi selama periode waktu, dan sebaliknya titik paling rendah pada wick bagian bawah menunjukkan kepada Anda harga transaksi paling rendah selama periode waktu. Sudah paham, ya?

Tapi terkadang Anda tidak bisa melihat wick pada sebuah candlestick sama sekali, bukan begitu? Jika hal ini terjadi, berarti harga-harga opening dan closing juga merupakan titik-titik tertinggi dan terendah yang disentuh oleh pasar intraday. Trading intraday sendiri bisa diartikan sebagai kegiatan trading dimana pembukaan posisi dan penutupan dilakukan pada hari yang sama untuk memperoleh keuntungan di hari itu juga. 

  1. Warna : Dengan warna pada badan sebuah candlestick, itu menunjukkan arah dari adanya perubahan harga. Untuk mengecek apakah harganya naik atau malah turun, Anda hanya perlu memeriksa warna candlestick itu sendiri. 

Begini penjelasan lebih gampangnya! Warna hijau (atau warna putih) pada body sebuah candle mengindikasikan bahwa harga saham ditutup lebih tinggi daripada harga pembukaannya, yang berarti harganya naik. Namun sebaliknya, warna merah ( atau warna hitam) mengindikasikan bahwa harga penutupan ternyata lebih rendah dibandingkan dengan harga pembukaannya, yang berarti harganya jatuh. 

Oh iya dalam memahami bagian-bagian sebuah candlestick, Anda juga perlu tahu bahwa masing-masing chart candle ini ternyata mengandung 4 (empat) poin data sebagai berikut:

  • Harga Pembukaan (Opening price) : Harga pembukaan adalah harga pertama yang diperdagangkan pada time frame tertentu, dimana ditunjukkan oleh bagian bawah body dari candle berwarna hijau atau bagian bawah body dari candle yang berwarna merah. 
  • Harga Tinggi (High) : Harga paling tinggi selama berada pada frame waktu tertentu. Biasanya harga tertinggi ini ditunjukkan oleh bagian atas wick/ekor yang berada di atas body (badan).
  • Harga Rendah (Low) : Harga paling rendah selama berada pada frame waktu tertentu. Biasanya harga terendah ditunjukkan oleh bagian bawah wick/ekor yang berada di bawah body (badan). 

Harga Penutupan (Closing price) : Harga terakhir yang diperdagangkan pada frame waktu tertentu, dan biasanya ditunjukkan baik oleh bagian atas pada candle berwarna hijau, maupun bagian dasar (bawah) pada candle berwarna merah.

Ada Banyak Frame Waktu Chart yang Bisa Dipilih

Seperti mayoritas trader lainnya, Anda bisa menghabiskan waktu berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan dengan mencoba setiap frame waktu chart yang bisa Anda pilih supaya trading Anda menghasilkan profit yang diharapkan. Tidak hanya itu, Anda juga bahkan bisa memilih chart candlestick dengan frame-frame waktu yang jauh lebih pendek dan singkat. Pemilihan frame-frame waktu Ini biasanya akan disesuaikan dengan keperluan Anda dalam menerapkan strategi trading yang paling jitu.  

Berikut ini frame waktu yang paling umum digunakan pada chart candlestick:

  • 1-menit (M1)
  • 5-menit (M5)
  • 15-menit (M15)
  • 30-menit (M30)
  • 1-jam (H1)
  • 4-jam (H4)
  • Harian (D1)
  • Mingguan (W1)
  • Bulanan (M1)

Beberapa kelebihan dan kekurangan chart candlestick Jepang

Setelah Anda mengetahui apa itu chart candlestick Jepang dan pengetahuan dasar seputar itu, sekarang akan kami kemukakan beberapa dan kekurangan jenis chart ini yang bisa dirangkum secara singkat sebagai berikut:

Kelebihan-kelebihan :

  1. Jenis chart ini dapat mengamati secara penuh perubahan-perubahan riil yang terjadi saat itu juga pada pasar, dan chart K-line dapat secara lebih jelas menilai keseimbangan kekuatan pada sisi-sisi long dan short, sehingga bisa menyediakan sebuah referensi yang penting dalam membuat keputusan berinvestasi.
  1. Menyediakan banyak sekali informasi karena candlestick-candlestick ini menampilkan harga-harga open, close, low dan high pada frame waktu tertentu sehingga dianggap sebagai salah satu chart yang paling akurat dan lengkap dalam menampilkan data dengan cara yang lebih mudah untuk dimengerti.
  1. Menyediakan tampilan yang menarik pada layar dan warna-warna yang bisa disesuaikan serta ringkasan-ringkasan (outlines) yang tersedia pada kebanyakan  platform charting. Setiap pengguna bahkan bisa membuat tampilan chart candlestick sesuai dengan yang diinginkan. 

Kekurangan-kekurangan : 

  1. Ada banyak perubahan yang terjadi setiap menit bahkan setiap detiknya pada chart sehingga Anda harus lebih fokus mengamati perubahan yang sangat cepat itu. 
  2. Metode penggambarannya sangat rumit, bahkan dianggap sebagai chart paling sulit di antara banyak chart lainnya. 

Kami harap Anda sudah mengerti hal-hal yang sudah dijelaskan di atas. Sekarang, mari kita sama-sama menyimak bagaimana cara membaca candlestick secara tepat dan benar

Cara Membaca Candlestick Secara Mudah dan Tepat Bagi Trader Pemula

Pertanyaan yang muncul sekarang adalah bagaimana kita membaca sebuah chart candlestick Jepang ini? Mungkin Anda merasa sedikit kebingungan dengan berbagai simbol yang ada dengan penjelasan yang sedikit rumit itu, tapi disini kami akan coba jelaskan secara lebih jelas langkah-langkah dasar membaca jenis chart trading populer ini. Dalam memudahkan untuk membaca candlestick ini, kami akan mencoba untuk membedakan antara kondisi bearish (turun) dan kondisi bullish (naik).

  • Kondisi bearish

Kami disini memberikan contoh ilustrasi untuk periode 1 (satu) hari yang artinya candle perlu waktu 1 hari untuk berbentuk. Pasangan mata uang disini adalah EUR/USD. 

Nah dari sebuah candlestick inilah, Anda dapat mengidentifikasi informasi sebagai berikut:

  • Candle ini berada dalam kondisi bearish sebab warnanya yang merah atau oranye. Ini berarti bahwa selama 1 (satu) hari, harga EUR/USD turun. Dilaporkan ada lebih banyak penjual daripada pembeli sepanjang hari itu. Harga lebih rendah pada penutupan hari itu dibandingkan saat dibuka. Sudah mengerti kan, ya?
  • Misalnya saja harga pada permulaan hari itu dibuka dengan harga 1,38278. Lalu harga pada akhir hari itu ditutup dengan harga 1,34497. Nah, sepanjang hari itu, harga paling tinggi yang didorong oleh para pembeli pada EUR/USD adalah 1,38600. Sepanjang hari yang sama, harga paling rendah yang didorong oleh para penjual pada pasangan mata uang ini adalah 1,34125. 

Tapi Anda perlu ingat ya, candle ini hanya menunjukkan harga-harga OHLC (Open, High, Low, Close) untuk hari itu. Jika Anda mau melihat pergerakan harga secara lebih detail, maka Anda bisa memilih frame waktu yang lebih rendah. Misalnya saja, Anda bisa memilih chart dengan frame waktu 1 jam, atau bahkan 15 menit hingga 5 menit untuk mencari tahu harga secara lebih detail. 

  • Kondisi bullish 

Untuk kondisi bullish ini, kami akan memberikan contoh ilustrasi untuk periode 1 (satu) jam, yang artinya sebuah candlestick perlu waktu 1 jam untuk berbentuk. Disini contoh aset pada chart adalah pasangan mata uang EUR/USD. 

Nah dari sebuah candlestick inilah, Anda dapat mengidentifikasi informasi sebagai berikut:

  • Candlestick berwarna hijau atau biru karena itu dalam kondisi bullish. Ini berarti bahwa selama 1 (satu) jam, harga pasangan mata uang EUR/USD naik. Dilaporkan ada lebih banyak pembeli dibandingkan dengan penjual sepanjang 1 jam itu, dimana harganya lebih tinggi pada penutupan 1 jam itu dibandingkan dengan saat dibuka. 
  • Misalnya saja harga pada pembukaan jam dibuka dengan harga 1,3016. Nah, harganya di akhir jam ditutup pada 1,3175. Sepanjang 1 jam itu, harga paling tinggi yang didorong oleh para pembeli pada EUR/USD adalah 1,3185, dan sepanjang 1 jam itu, harga paling rendah yang didorong oleh para penjual pada EUR/USD adalah 1,2956. 

Contoh-contoh di atas merupakan contoh sederhana bagaimana cara membaca candlestick secara mudah dan praktis. Dan pastinya Anda juga bisa menerapkan cara membaca candlestick ini dengan aset-aset lainnya seperti saham, komoditas, indeks dll. 

Mengenal Pola-Pola Pada Chart Candlestick

Ternyata pada perkembangannya, candlestick memiliki banyak sekali pola yang bisa Anda gunakan untuk memperdalam analisa teknikal Anda pada sebuah aset investasi. Pola-pola ini bisa digunakan pada trading harian, swing trading dan bahkan trading dengan jangka waktu yang cukup panjang. Nah, untuk memberikan pemahaman yang lebih baik, disini kami akan mencoba untuk membagi pola ke dalam dua bagian, sebagai berikut:

1. Pola-Pola Bullish

Pada pola bullish dapat terbagi menjadi 4 (empat) pola sebagai berikut: 

Pola hammer

Pola candlestick hammer ini dibentuk dalam bentuk sebuah body yang pendek dengan wick panjang yang lebih rendah, dan biasanya ditemukan pada dasar tren penurunan. Sebuah hammer menunjukkan bahwa meskipun terjadi tekanan penjualan selama hari itu, namun akhirnya sebuah tekanan pembelian yang kuat mendorong harga kembali menguat. 

Nah, perlu Anda ketahui juga bahwa warna body bisa bervariasi, tapi hammer berwarna hijau mengindikasikan pasar bull yang lebih kuat dibandingkan dengan hammer berwarna merah. Oh iya sebagai tambahan pasar bull atau bull market itu adalah kondisi pada sebuah pasar dimana harga sedang naik atau diprediksi akan naik. 

Pola hammer

Pola inverse hammer

Pola bullish berikutnya adalah pola inverse hammer dimana candle biasanya dibentuk dengan bentuk wick atas yang panjang, dan wick bawah yang pendek. Pola ini mengindikasikan sebuah tekanan pembelian, diikuti oleh tekanan penjualan yang tidak cukup kuat mendorong harga pasar menjadi turun. Pola ini juga mengindikasikan bahwa para pembeli akan segera mengendalikan pasar. 

Pola hammer

Pola Bullish Engulfing

Pola ini biasanya dibentuk dengan 2 (dua) candlestick. Candle yang pertama adalah sebuah body berwarna merah yang pendek yang secara penuh ditelan atau diliputi oleh sebuah candle berwarna hijau yang lebih besar. 

Meskipun hari kedua dibuka lebih rendah dari hari pertama, pasar bullish mendorong harga menjadi naik, menunjukkan kemenangan yang nyata bagi para pembeli. 

Pola Bullish Engulfing

Pola Piercing Line

Pola ini juga dibentuk oleh 2 (dua) candlestick, yang terdiri dari sebuah candle berwarna merah dan panjang, dan diikuti oleh sebuah candle berwarna hijau yang panjang. 

Biasanya ada gap down (celah penurunan harga) yang signifikan antara harga penutupan candle yang pertama dan harga pembukaan candle yang kedua. Pola ini mengindikasikan sebuah tekanan pembelian yang kuat, karena harga didorong ke atas atau di atas harga pertengahan pada hari sebelumnya. 

Pola Piercing Line

2. Pola-Pola Bearish

Pada pola bearish, bisa dibagi lagi menjadi 4 (empat) pola paling populernya sebagai berikut:

Pola hanging man

Pola hanging man ini sebenarnya sama dengan pola hammer tapi pola ini digunakan pada pola bearish. Dengan kata lain, pola ini memiliki pola yang sama dengan hammer tapi terbentuk pada akhir dari sebuah tren kenaikan. 

Pola ini mengindikasikan bahwa ada penjualan yang signifikan selama hari itu, namun para pembeli bisa mendorong harga naik kembali. Penjualan besar-besaran ini seringkali dilihat sebagai sebuah indikasi bahwa para bulls (pembeli) akan kehilangan kendali pada pasar. 

Pola hanging man

Pola shooting star

Pola shooting star mempunyai bentuk yang sama dengan pola inverse hammer, namun dibentuk pada sebuah tren kenaikan. Pola ini memiliki body lebih rendah yang kecil, dan wick atas yang panjang. 

Pola ini mengindikasikan kondisi bullish yang tadinya mendominasi, akhirnya terpatahkan oleh kondisi bearish. Dalam situasi seperti ini, para trader mesti siap-siap untuk melakukan penjualan. Dengan kata lain pola ini menunjukkan bahwa terlebih dahulu para trader melakukan pembelian dan mulai memperoleh profit. Lalu, mereka mulai mengambil aksi profit taking dengan menjual aset mereka.  

Pola shooting star

Pola bearish engulfing

Pola bearish engulfing ini bisa ditemukan pada akhir dari sebuah tren kenaikan. Candle yang pertama memiliki sebuah body berwarna hijau yang kecil yang ditelan/diliputi oleh sebuah candle berikutnya yang berwarna merah dan memiliki ukuran yang panjang. 

Pola ini menunjukkan sebuah puncak atau kemunduran pada pergerakan harga, dan juga merupakan sebuah tanda dari sebuah tren penurunan pasar yang akan datang. Semakin rendah candle kedua membentuk, maka semakin signifikan pula trend itu mungkin terjadi. 

Pola bearish engulfing

Pola evening star

Pola ini biasanya terdiri dari 3 (tiga) buah candle yang sama dengan pola bullish morning star. Pola ini dibentuk dengan sebuah candle pendek yang diapit antara sebuah candle hijau yang panjang dan sebuah candle merah yang besar. 

Pola evening star mengindikasikan adanya kebalikan (reversal) dari sebuah tren kenaikan, dan cukup kuat saat candlestick ketiga menghapus keuntungan-keuntungan (gains) candle yang pertama.

Sebenarnya masih banyak lagi pola-pola candlestick yang bisa Anda pelajari dan ketahui seperti misalnya pola three white soldiers, three black crows, dark cloud cover, dan banyak lagi

Pola evening star

Kesimpulan 

Sebagai seorang trader pemula, Anda juga perlu memahami seputar cara membaca candlestick secara benar dan akurat. Dan ternyata membaca chart ini juga tidak sesulit yang dibayangkan oleh Anda sebelumnya. Anda hanya perlu mengetahui istilah-istilah yang sering digunakan pada chart candlestick dan menerapkannya saat mengamati chart.

Candlestick mempunyai kegunaan yang cukup banyak, diantaranya dapat membantu seorang trader mengidentifikasi pergerakan harga dan menganalisis pasar. Candlestick juga ternyata bisa dipakai bersamaan dengan tools analisa teknikal lainnya. Jadi, tak ada alasan bagi Anda untuk tidak memahami candlestick yang mudah ini ya. 

 Selamat membaca chart candlestick ya dan semoga sukses!


Tinggalkan komentar