Apa Itu Obligasi-Pengertian, Jenis, Contohnya (Update 2022)

Bagi Anda yang tertarik dengan dunia investasi, pasti istilah obligasi sudah tidak asing lagi di telinga Anda, bukan? Jika Anda berpikir bahwa obligasi adalah surat utang, maka Anda sepenuhnya tidak salah sebab pihak yang mengeluarkan surat ini bisa dianggap sedang mencari utang dari para investor/kreditur.

Lalu apa pengertian obligasi ini lebih lengkapnya, dan hal-hal apa saja yang perlu Anda ketahui terkait surat utang ini? Apakah obligasi punya sejumlah risiko yang perlu Anda perhatikan?  

Nah, mengingat pentingnya masalah obligasi ini, maka untuk itulah saya akan bahas isu obligasi ini secara lebih detail yang akan saya bagi ke beberapa poin berikut ini:

Mau tahu lebih lanjut mengenai bahasan poin-poin di atas secara lebih terperinci lagi? Yuk, simak terus artikel ini sampai tuntas! Disini saya akan menyajikan tulisan ini dengan lebih simpel supaya dapat lebih dimengerti. 

Apa itu obligasi? 

Obligasi adalah sebuah jaminan utang

Obligasi adalah sebuah jaminan utang, sama dengan sebuah istilah IOU yaitu I owe You dalam bahasa Inggris (Saya berhutang pada Anda). Pengertian obligasi ini lebih simpel bisa diartikan begini, para peminjam mengeluarkan obligasi untuk memperoleh uang dari para investor yang berniat meminjamkan uang kepada mereka pada waktu yang sudah ditentukan. Sudah paham, ya?

Jadi saat Anda membeli sebuah obligasi, Anda itu sebenarnya sedang meminjamkan uang kepada pihak penerbit (issuer) yang bisa merupakan pemerintah pusat, pemerintah kota, atau bahkan korporasi (perusahaan). Sebagai imbalannya, pihak penerbit berjanji untuk membayar Anda bunga utang yang telah ditentukan selama durasi berlakunya obligasi dan membayar kembali modal pokoknya, juga dikenal sebagai nilai nominal (face value)  atau jumlah nilai obligasi, saat itu tiba waktunya atau memasuki jatuh temponya.

Untuk memudahkan bahasan, saya  disini akan berikan beberapa contoh obligasi dan bagaimana sih cara kerja obligasi itu yang sebenarnya. 

Contoh-contoh obligasi dan bagaimana cara kerjanya

Di bawah ini merupakan 4 (empat) contoh obligasi yang selama ini dikenal oleh masyarakat di tanah air yaitu :

  • Obligasi korporasi atau perusahaan yang biasanya diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau perusahaan swasta. 
  • SBSN atau Surat Berharga Syariah Negara, dimana surat ini pada umumnya dikeluarkan oleh Pemerintah berlandaskan prinsip-prinsip pada agama Islam sesuai dengan UU No.19/2008.
  • SUN atau Surat Utang Negara yang biasanya dipakai Pemerintah untuk menutupi defisit anggaran belanja negara sesuai dengan UU No.24/2002
  • ORI atau Obligasi Ritel Indonesia yang merupakan salah satu bentuk Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan Pemerintah dan ditawarkan kepada setiap warga negara Indonesia melalui sejumlah agen di pasar primer dimana jumlah minimalnya sudah ditentukan. 

Lalu bagaimana cara kerja obligasi itu sendiri? 

Yuk kita lihat sebuah contoh bagaimana obligasi itu bekerja sebagai berikut:

Sebuah perusahaan XYZ menerbitkan obligasi dengan jangka waktu 10 tahun dengan nilai nominal sebesar  Rp 150 juta dan nilai kupon 5%. Investor setuju membeli obligasi itu dengan syarat perusahaan yang menerbitkan obligasi tersebut akan membayar Rp 7.500.000 sebagai bunga setiap tahunnya selama jangka waktu 10 tahun. Nah, setelah masa 10 tahun ini berakhir, maka perusahaan akan membayar kembali Rp 150 juta kepada investor, dan masa berlaku surat utang ini pun dinyatakan selesai. 

Karakteristik-karakteristik obligasi

Setidaknya ada 4 (empat) karakteristik obligasi yang bisa membedakannya dengan instrumen investasi lainnya, sebagai berikut :

Nilai emisi obligasi

Ciri-ciri paling utama yang melekat pada sebuah obligasi adalah pihak yang menerbitkan obligasi, misalnya saja disini perusahaan, harus memberitahukan informasi mengenai nilai obligasi yang diperlukan (Nilai emisi obligasi) kepada calon investor. Jumlah yang diinformasikan ini akan ditentukan berdasarkan performa perusahaan, cash flow/arus kas, dan besarnya kebutuhan perusahaan untuk mengetahui berapa uang yang diperlukan untuk menutupi kebutuhan secara wajar. 

Adanya principal rate dan coupon rate

Bisa dikatakan disini principal rate adalah sebuah jumlah nominal yang diinformasikan penerbit obligasi kepada calon investor ketika sudah jatuh temponya. Sementara itu yang dimaksud dengan coupon rate (nilai kupon) dari suatu obligasi adalah level bunga yang harus dibayarkan si penerbit obligasi kepada para pemegang obligasi yang biasanya dibayarkan setiap tahun. 

Adanya penentuan jangka waktu obligasi

Di Indonesia pada umumnya sebuah obligasi mempunyai jangka waktu antara 1 (satu) hingga 10 (sepuluh) tahun sesuai dengan keinginan dan kebutuhan penerbit obligasi. Namun para pemegang obligasi biasanya lebih suka memilih obligasi dengan jangka waktu yang lebih pendek, yaitu antara 1 hingga 5 tahun saja karena dianggap akan meminimalisir resiko. 

Jadwal pembayaran nilai kupon

Walaupun nilai kupon biasanya dibayarkan setiap tahunnya, tapi pembayarannya bisa dilakukan setiap kuartal atau 4 (bulan) sekali atau bisa juga dilakukan per semester atau tiap 6 bulan sekali tergantung kepada ketentuan yang tertera pada obligasi.  

Jenis Jenis Obligasi  yang perlu Anda ketahui

Sejauh ini berdasarkan pihak penerbit obligasi, maka jenis-jenis obligasi dapat dibagi menjadi 4 (empat) sebagai berikut:

Obligasi Pemerintah (Government Bonds)

Dengan melihat namanya saja kita sudah bisa menebak bahwa jenis obligasi ini akan diterbitkan oleh Pemerintah. Ya benar sekali, obligasi ini dianggap paling menguntungkan dan aman sebab Pemerintah Indonesia sendiri yang akan menjamin pembayaran uang pokok dan bunga per tahunnya. Selain itu, jenis obligasi ini bisa berupa mata uang Rupiah atau mata uang asing lain. Misalnya tahun lalu saja dikabarkan Pemerintah sudah menerbitkan Surat Utang Negara sebesar Rp 17,48 triliun dengan tujuan memulihkan ekonomi nasional. 

Obligasi Korporasi (Corporate Bonds)

Obligasi korporasi biasanya diterbitkan oleh sebuah perusahaan, baik itu perusahaan milik negara maupun milik swasta dimana pada umumnya obligasi ini mempunyai jangka waktu 1 (satu) tahun saja. Misalnya saja perusahaan swasta PT Federal International Finance Tbk mengeluarkan obligasi senilai Rp 2,5 triliun dengan jatuh tempo tanggal 5 April 2021 yang lalu, atau contoh perusahaan BUMN seperti PT Wijaya Karya yang menerbitkan obligasi dengan jumlah nilai emisi sebesar Rp 3 triliun pada awal tahun ini. 

Obligasi Daerah (Municipal Bonds)

Jika obligasi pada poin pertama diterbitkan oleh pemerintah pusat, maka obligasi daerah ini diterbitkan oleh pemerintah daerah dalam rangka menunjang pembiayaan pembangunan di daerah masing-masing. Sebagai contoh, Pemerintah Daerah Jawa Tengah dilaporkan akan menjadi provinsi pertama di Indonesia yang menerbitkan surat utang,

Obligasi badan/instansi (Agency Bonds)

Adapun jenis obligasi yang keempat adalah obligasi badan atau instansi yang kurang populer di dalam negeri, tapi cukup populer di luar negeri. Obligasi ini bisa diartikan sebagai utang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang disponsori oleh pemerintah atau berafiliasi pada pemerintah.

Di Amerika Serikat, jenis obligasi ini biasanya diterbitkan melalui sebuah perusahaan broker terkenal seperti J.P Morgan, Nomura, dan BNY Mellon yang berpartisipasi pada pasar dengan menanggung obligasi badan. Mereka ini membeli jenis obligasi ini secara borongan dengan potongan harga, lalu menjualnya pada para investor di pasar sekunder dengan harga yang lebih tinggi.  

Selain berdasarkan penerbitnya, jenis obligasi ini bisa dibagi menjadi 4 (empat) berdasarkan sistem pembayaran bunganya yaitu sebagai berikut:

  • Zero Coupon Bond atau Obligasi Kupon Nol, yang tidak memberikan bunga atau kupon secara berkala
  • Obligasi Kupon
  • Obligasi Fixed Coupon (Kupon Tetap)
  • Obligasi Floating Coupon (Kupon Mengambang)

Tidak hanya itu, jenis-jenis obligasi juga bisa dibagi kepada 2 (dua) jenis obligasi jika dilihat dari besaran nominalnya yaitu :

  • Obligasi ritel, yang mempunyai jumlah nominal yang sangat rendah, misalnya tidak kurang dari 5 (lima) juta Rupiah
  • Obligasi konvensional, yang mempunyai jumlah nominal jauh lebih besar dari obligasi ritel hingga mencapai milyaran dan triliunan Rupiah. 

Apa keuntungan dan risiko berinvestasi dalam bentuk obligasi? 

Lalu apakah obligasi ini memiliki sejumlah keuntungan dan risiko yang perlu dipertimbangkan? Karena sebagai calon investor, Anda pastinya harus melihat instrumen ini dari dua sisi atau plus minusnya. Bagaimanapun juga, kegiatan investasi pada aset apapun akan mengandung sejumlah risiko yang mungkin sulit untuk dihindarkan. 

Pada dasarnya investasi pada aset obligasi ini dianggap cukup memberikan keuntungan secara luas. Dikarenakan adanya bunga dan return pokok yang bisa diandalkan, maka obligasi sudah terbukti sebagai suatu opsi investasi yang tergolong stabil bagi para pemegang obligasi dibandingkan dengan resikonya. 

Keuntungan-keuntungan investasi obligasi

Nah berikut ini beberapa keuntungan melakukan kegiatan investasi obligasi yang mencakup:

  • Menjamin adanya stabilitas pada modal  pemegang obligasi

Para investor tidak perlu takut dan khawatir jika nilai pokok atau modal yang sudah dikeluarkan untuk membeli obligasi itu akan hilang atau berkurang, sebab pihak yang mengeluarkan obligasi tersebut harus membayar kembali jumlah uang nominal yang tertera pada surat utang itu jika sudah jatuh tempo. Atau pada skenario terburuk jika perusahaan penerbit obligasi ini ternyata bangkrut, maka uang Anda tidak akan hilang seluruhnya, hal ini berbeda jika Anda punya saham pada perusahaan itu.  

Terlebih lagi jika Anda membeli sebuah obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah dimana uang Anda dipastikan aman sebab Pemerintah akan menjamin pembayaran kembali obligasi tersebut jika jangka waktunya sudah tiba. Cukup aman dan stabil, bukan?

  • Memberikan janji adanya return secara teratur dan bisa diprediksikan

Seorang investor seperti Anda pasti punya tujuan meraih keuntungan, bukan? Iya, nyatanya kupon yang harus dibayarkan oleh Pemerintah atau perusahaan penerbit setiap tahun kepada para investor atau pemegang obligasi bisa jadi return yang menarik dan pastinya bisa diprediksikan. Anda hanya cukup duduk manis di kursi Anda sambil menunggu waktu pencairan return yang sudah fixed/tetap. Keuntungan yang dibayarkan secara reguler ini bisa jadi sumber passive income Anda. Wow, senangnya!  

  • Sebagai cara untuk diversifikasi portofolio

Kita benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bisa jadi investasi Anda pada instrumen-instrumen lainnya seperti saham, emas, mata uang kripto, dll ternyata tidak cukup menguntungkan, bahkan malah merugikan. Nah, untuk menghindari kerugian total pada uang Anda, maka investasi pada obligasi ini bisa jadi opsi yang bisa Anda ambil sebagai cara melakukan diversifikasi portofolio. Dengan demikian, Anda bisa mengantisipasi segala risiko yang mungkin terjadi pada aset-aset lainnya. Artinya dengan membeli obligasi, Anda masih akan tetap untung. 

Apa saja risiko-risiko investasi obligasi?

Oh iya, tidak hanya keuntungan-keuntungan yang bisa Anda peroleh saat berinvestasi obligasi, tapi Anda juga mesti tahu beberapa kekurangan yang melekat pada instrumen investasi ini. Untuk ini, disini kami akan rangkumkan 4 (poin) risiko atau kerugian obligasi yang perlu Anda perhatikan sebagai berikut:

  • Risiko inflasi

Risiko ini bisa saja terjadi saat terjadinya inflasi di pasar domestik. Bisa dikatakan bahwa hubungan antara inflasi ekonomi dan obligasi sangat erat.  Ya betul sekali, kenaikan inflasi biasanya akan membuat nilai obligasi yang Anda miliki sedikit turun. Jadi Anda perlu sering-sering memperhatikan perkembangan ekonomi makro di dalam negeri, ya! 

  • Risiko nilai suku bunga

Salah satu risiko yang mungkin dialami oleh para pemegang obligasi adalah perubahan nilai suku bunga perbankan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Bank Indonesia. Perubahan ini bisa saja mengurangi harga pasar obligasi yang Anda pegang. Dan biasanya, semakin lama Anda memegang obligasi, maka akan semakin tinggi pula Anda akan mengalami risiko perubahan nilai suku bunga. Jadi Anda perlu hati-hati juga ya! 

  • Risiko likuiditas

Risiko ini mungkin saja terjadi kepada Anda sebagai pemegang obligasi saat Anda benar-benar memerlukan uang tunai secara cepat, dan Anda mengalami kesulitan menjual kembali obligasi Anda di pasar sekunder. Jika ada pembeli, biasanya obligasi Anda akan dibeli dengan harga yang lebih rendah dari harga pokoknya. Rugi juga, ya!

  • Risiko kredit

Jenis risiko ini biasanya akan dialami oleh investor yang membeli obligasi yang diterbitkan oleh suatu perusahaan. Ini artinya bahwa emiten/perusahaan penerbit ternyata tidak mampu membayar bunga dan pokok utang saat sudah jatuh tempo. Maka tak heran, jika perusahaan akan tampak lebih berani untuk memberikan return yang lebih tinggi dibanding Pemerintah. 

Mengapa begitu? Karena faktanya obligasi perusahaan memiliki risiko kredit yang lebih tinggi. Apakah ada jaminan perusahaan itu bisa membayar kembali modal Anda nantinya? Tentu saja tidak, sebab bisa saja perusahaan penerbit itu mengalami kerugian atau bahkan kebangkrutan di tengah jalan. Jadi kami sarankan disini agar Anda untuk mempelajari lebih dalam perusahaan yang obligasinya ingin Anda miliki supaya Anda dapat terhindari dari risiko kredit ini.    

Baca Juga: Belajar Saham Dari Nol Agar Cepat Untung (Panduan Pemula 2021)

Di mana bisa investasi Obligasi?

Tertarik mulai investasi pada instrumen obligasi dan bingung bagaimana cara memulainya? Sekarang Anda tidak perlu bingung lagi sebab untuk berinvestasi pada aset ini terbilang sangat mudah. 

Di Indonesia selama ini ada 2 (dua) cara yang tersedia,  yaitu:

  1. Membeli obligasi melalui mekanisme pasar primer, dimana disini Anda bisa membeli obligasi pada berbagai agen atau perusahaan sekuritas yang secara resmi sudah ditetapkan oleh penerbit obligasi. 
  1. Membeli obligasi melalui mekanisme pasar sekunder, dimana Anda dapat membeli obligasi melalui mekanisme perbankan nasional maupun bursa efek di Jakarta. 

Nah berikut ini kami sampaikan bank-bank milik Pemerintah maupun swasta yang menawarkan penjualan obligasi kepada Anda:

  1. PT Bank Mandiri
  2. PT Bank Negara Indonesia (BNI)
  3. PT Bank Central Asia (BCA)
  4. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)
  5. PT Bank Panin
  6. PT Bank UOB Indonesia
  7. PT Bank Danamon Indonesia
  8. PT Bank Victoria International
  9. PT Bank CIMB Niaga
  10. PT Bank Commonwealth

Dan banyak lagi…

Sementara itu berikut ini beberapa perusahaan sekuritas yang juga ikut menawarkan penjualan obligasi kepada Anda:

  1. PT Danareksa Sekuritas
  2. PT Bareksa Portal Investasi
  3. PT Trimegah Sekuritas Indonesia
  4. PT Mandiri Sekuritas
  5. PT Star Marcato Capitale (Tanamduit)
  6. PT Bahana Sekuritas
  7. PT Nusantara Sejahtera Investama
  8. PT Mitrausaha Indonesia Group (Modalku)
  9. PT Investree Radhika Jaya (Investree)

Lalu Anda mau pilih investasi dimana? Di bank kah atau perusahaan sekuritas yang kini mulai marak di Indonesia? Sebelum mulai investasi, silahkan perhatikan terlebih dahulu petunjuk-petunjuk atau langkah-langkah investasi obligasi yang diberikan kepada Anda dengan mudah dan aman. 

Kesimpulan

Jika Anda ingin memperoleh keuntungan yang sudah pasti, maka obligasi adalah salah satu opsi yang paling tepat untuk Anda pilih sebagai instrumen investasi. Tapi ingat, ini tidak berarti bahwa obligasi sendiri tidak ada risiko yang mesti Anda pertimbangan. Ya, bagaimanapun juga obligasi tidak akan bisa lepas dari sejumlah risiko yang ada, terutama saat Anda memilih untuk membeli obligasi perusahaan meskipun jenis obligasi itu menawarkan return yang lebih besar dibandingkan obligasi pemerintah. Itu semua terserah Anda sendiri, dan silahkan pilih obligasi yang menurut Anda cocok dengan keinginan dan kemampuan finansial Anda. 

Selamat berinvestasi ya dan semoga sukses!


Tinggalkan komentar